Holding Sektoral Bakal Jadi Program Kementerian BUMN di 2016

Penggabungan BUMN pada sektor yang sama ini diharapkan akan memicu kinerja perusahaan BUMN.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Sep 2015, 21:29 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno (Foto: Awan Harinto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendorong penggabungan dan pembentukan holding BUMN pada yang bergerak pada sektor yang sama. Dengan holding ini, diharapkan perusahaan plat merah akan semakin kuat dan mampu bersaing.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, holding sektor menjadi program kerja kementeriannya pada 2016, di mana pada tahun depan pihaknya akan melihat BUMN dari sektor mana saja yang memiliki potensi besar untuk digabungkan.

"Holding sektoral adalah kita melihat per sektor apakah kemungkinan memang yang dapat dilakukan apakah kita membuat holding-holding per sektoral dulu gitu," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/9/2015).

Menurutnya, penggabungan BUMN pada sektor yang sama ini diharapkan akan memicu kinerja perusahaan BUMN dan membuat BUMN lebih kuat untuk agar bisa bersaing dengan perusahaan lain.

"Sehingga umpanya di sektor perkebunan ada, di sektor energi, disektor perhotelan mungkin gitu," tandasnya.

Gagasan untuk membentuk holding sektoral perusahaan plat merah ini sebenarnya telah mengemukan sejak beberapa tahun lalu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta Rajasa menyatakan bahwa jumlah BUMN yang besar membuat kerja BUMN tidak fokus.

Sebelumnya, Direktur Utama Pindad, Silmy Karim mengungkapkan demi menciptakan industri pertahanan yang mandiri, dirinya mengusulkan untuk dibentuk holding perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

"Holding perusahaan industri pertahanan itu urgency-nya memeprcepat kemandirian itu, efisiensi mulai dari pembiayaan, SDM, perencanaan dan sebagainya," kata Silmy di kantor pusat Pindad.

Dia mencontohkan salah satu hal yang membuat kendala adalah plopeler. Dimana selama ini pembuatan dilakukan oleh PT Dahana (Persero) namun dalam hal penyediaan bahan peledak ada di PT Pindad.‎ 

Rini pun mengaku sangat mengapresiasi apa yang diusulkan oleh Direktur Utama PT Pindad (Perero) mengenai pembentukan induk usaha atau holding perusahaan BUMN di sektor pertahanan.

Namun begitu, Rini masih mengkaji apakah akan melakukan holding bagi perusahaan BUMN di sektor pertahanan atau holding perusahaan BUMN di sektor strategis.

‎"Apakah holding industri strategis atau holding industri pertahanan, ini yang sedang kita lihat apa-apa saja yang menjadi bagaian itu‎," kata Rini. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya