4 Fakta tentang Donald Trump

Nama Donald Trump belakangan sering disebut-sebut di Tanah Air lantaran kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam jumpa persnya.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 07 Sep 2015, 21:04 WIB
Calon presiden AS, Donald Trump saat memberikan keterangan pers usai memperlihatkan surat perjanjian yang sudah ditandatangani di Trump Tower, Manhattan , New York, Kamis (3/9/2015). (REUTERS/Lucas Jackson)

Liputan6.com, Jakarta - Donald John Trump tak henti menuai sensasi meski telah memasuki usia senja. Jutawan dan mantan bintang acara The Apprentice yang telah berusia 69 tahun itu kini mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Nama Trump belakangan sering disebut-sebut di Tanah Air lantaran kehadiran Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam jumpa persnya. Banyak yang menyayangkan hal tersebut.

Namun di balik itu semua, Trump memang sosok kontroversial yang telah lama dikenal dunia. Tak cuma karirnya, sejumlah pernyataannya juga turut melahirkan kontroversi.

Berikut fakta di balik Donald Trump yang dihimpun Liputan6.com, Senin (7/9/2015):


Masuk Akademi Militer

Donald Trump lahir di Queens, New York pada 14 Juni 1946. Seperti dikutip dari laman Biography.com, saat kecil, Trump merupakan anak yang energik dan tegas.

Melihat sikap dan karakter anaknya tersebut, sang ayah Frederick C lalu mendaftarkan Trump yang masih 13 tahun ke Akademi Militer New York (New York Military Academic).

Di sana Trump belajar dengan sangat baik. Secara sosial dia bergaul akrab dan punya banyak teman. Dia juga merebut sejumlah penghargaan di bidang akademis dan sempat mengikuti beberapa kejuaraan sepak bola serta baseball.

Dia lalu tumbuh dan dikenal sebagai atlet sekolah dan ketua siswa hingga lulus pada 1964.


Kerja di Kantor Ayah

Trump mengawali karirnya dengan bekerja di perusahaan real estate ayahnya sejak dia masih duduk sebagai mahasiswa. Hingga pada usia 25 tahun pada 1971, dia memutuskan untuk pindah ke Manhattan.

Di kota itu dia bertemu banyak orang penting. Di sana pula dia terlibat dalam proyek-proyek besar.

Pada 1974, Trump terlibat dalam proyek pembangunan Penn Central's hotels yang pada awalnya dinilai tak menguntungkan namun berada di lokasi yang strategis. Ketika dibuka pada 1980 hotel itu berganti nama menjadi Grand Hyatt yang kini populer dan sukses secara ekonomi.

Selain bisnis properti, Trump juga memiliki jaringan perusahaan resor kasino.

Dia pernah melewati fase sulit. Dia tercatat mengecap kebangkrutan pada 1991, 1992, 2004 dan 2009.


Kisah Cinta

Trump tercatat sudah beberapa kali membina rumah tangga. Dia mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Ivana Marie Zelnickova pada 1977. Dari pernikahannya tersebut Trump memiliki tiga orang anak yaitu Donald Jr, Ivanka, dan Eric.

Namun pernikahan yang sempat bertahan selama 15 tahun tersebut harus berakhir pada 1992. Saat masih terikat status pernikahan bersama Ivana, Trump sudah terlibat kasus perselingkuhan bersama Marla Maples. Beritanya bahkan menjadi headline di salah satu surat kabar New York pada 1990.

Hanya 1 tahun pasca-bercerai dengan istri pertamanya, Trump pun menikahi Marla Maples. Keduanya dianugerahi satu orang putri, Tiffany.

Namun pernikahan keduanya itu pun tak berlangsung lama. Setelah 9 tahun menikah, Maples dan Trump memutuskan untuk bercerai pada 1999.

Pada 2004, dia melamar Melania Knauss, wanita asal Slovenia. Melanie memberinya anak laki-laki pada 2006 bernama Barron.


Rasis

Di balik kesuksesannya, Donald kerap mengeluarkan penyataan yang tak kalah kontroversial. Bahkan kerap kali rasis dan menyinggung kelompok agama tertentu. Salah satunya yang baru-baru ini dilontarkannya saat berpidato sebagai bakal calon Presiden AS dari Partai Republik.

Dia berhasil menyulut kemarahan publik setelah mengeluarkan pernyataan tentang imigran dari Meksiko. Dalam pernyataannya dia menyebut jika para imigran merupakan 'biang masalah'.

"Mereka (datang ke Amerika) membawa obat-obatan terlarang, mereka membawa kriminal dan pemerkosa, meskipun ada beberapa orang baik di antaranya," kata Trump dalam pidatonya seperti dikutip The Australian.

Pidatonya itu menyulut kemarahan publik, terutama dari kalangan Hispanik. The National Hispanic Leadership Agenda, sebuah grup yang menampung 39 organisasi Latin, meminta NBC untuk hengkang dari segala bisnis Trump.

Desakan itu juga diutarakan lewat sebuah petisi di Change.org dengan 218.000 tanda tangan. Dan, NBC pun memutuskan untuk memecat host The Apprentice tersebut. (Ndy/Ado)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya