Rupiah dan IHSG Terguncang, Ini Reaksi Dua Menteri Jokowi

Untuk memperbaiki perekonomian nasional saat ini, pemerintah segera meluncurkan paket kebijakan ekonomi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Sep 2015, 20:34 WIB
Ilustrasi penurunan rupiah (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham dan pasar uang Indonesia kembali berguncang akibat diterpa sentimen negatif dari meningkatnya ekspektasi pelaku pasar atas kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah makin tenggelam ke level 14.277 per dolar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 112,07 poin ke level 4.301,36.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro menilai penyebab pelemahan kurs rupiah dan IHSG hari ini (7/9/2015) lebih banyak disebabkan karena sentimen negatif dari regional dan global.

"Ada unsur sentimen regional dan global. Artinya waktu di Turki (acara G20), reaksi pasar kurang bagus di hari Senin," ujar dia usai Raker RUU APBN 2016 dengan Banggar DPR di Gedung Parlemen, Jakarta.

Untuk memperbaiki perekonomian nasional saat ini, pemerintah segera meluncurkan paket kebijakan ekonomi sebagai rangsangan penguatan ekonomi Indonesia.

"Paket kebijakan paling utama soal deregulasi, penguatan daya beli melalui dana desa, dan upaya membawa dolar AS dari luar. Itu garis besarnya," jelas Bambang.

Menurutnya, pemerintah akan mengarahkan percepatan penyerapan dana desa dari pusat sebesar Rp 20,7 triliun dan daerah Rp 30 triliun. 

"Jadi hampir Rp 50 triliun dan kalau ini dipakai dengan benar, efeknya bagus," papar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, paket kebijakan ekonomi tersebut akan dirilis dua hari lagi, terutama kebijakan deregulasi.

"Prosesnya sedang berjalan. Kalau saya bilang proses akhir, bukan berarti besok sudah berakhir," tegasnya.

Ketika dikonfirmasi mengenai rencana paket kebijakan ekonomi pemerintah belum mampu memberi sentimen positif ke pasar, Darmin hanya menjawab singkat. "Di dunia ini ada banyak hal yang terjadi," tutur Darmin. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya