Hot Dog Sebabkan Kanker Otak?

Proses pengolahan daging menghendaki kehadiran pengawet yang membuat daging tetap berwarna kemerah-merahan.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Sep 2015, 11:30 WIB
Hot Dog terbesar di dunia buatan Brett Enright dibuat dalam waktu tiga jam. (Foto: Metro.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Proses pengolahan daging menghendaki kehadiran pengawet yang membuat daging tetap berwarna kemerah-merahan. Pengawet tersebut adalah natrium nitrit. Di dalam lambung manusia, natrium nitrit akan diubah menjadi nitrosamin yang mendatangkan risiko kanker.

Kadang nitrosamin sudah terbentuk pada daging, tanpa menunggu sampai di lambung manusia, misalnya pada daging babi asap. Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dalam mengonsumsi daging olahan yang sudah mengandung natrium nitrit. Ekspose daging olahan ke dalam tubuh secara terus-menerus akan kurang baik bagi kesehatan, tetapi kalau sekali-kali makan tentu boleh-boleh saja.

Peneliti di University of North Carolina, menemukan bahwa anak-anak muda yang mengkonsumsi hot dog sekali atau lebih dalam seminggu, menghadapi risiko kanker otak dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya. Dan mereka yang menelan vitamin-vitamin antioksidan (A, C, E), ternyata tidak mudah terkena kanker otak.

Ini menunjukkan peran penting dari antioksidan di dalam melawan radikal bebas dan zat-zat karsinogenik (penyebab kanker). Untuk memangkas peran aktif HCA di dalam daging, dapat dilakukan dengan rekayasa teknik pengolahan daging yaitu dengan mencampurkan kedelai ke dalamnya.

Bila hamburger yang dijual oleh restoran fast food dicampur dengan sedikit kedelai, maka bahaya kanker di seluruh dunia akan dapat dikurangi secara signifikan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya