Aksi Unjuk Rasa Peternak dan Petani di Belgia Berujung Bentrok

Polisi dilempari telur oleh peternak dan petani yang melakukan aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. (REUTERS/Eric Vidal)

oleh Arny Christika Putri diperbarui 08 Sep 2015, 06:00 WIB
20150907-Aksi Unjuk Rasa Peternak dan Petani di Belgia Berujung Bentrok
Polisi dilempari telur oleh peternak dan petani yang melakukan aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. (REUTERS/Eric Vidal)
Polisi dilempari telur oleh peternak dan petani yang melakukan aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. (REUTERS/Eric Vidal)
Polisi dilempari jerami oleh peternak dan petani yang melakukan aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. REUTERS/Yves Herman)
Sejumlah polisi berjaga saat peternak dan petani melempari jerami ditengah aksi protes pada pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. REUTERS/Yves Herman)
Peternak dan petani bentrok dengan polisi ditengah aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. REUTERS/Yves Herman)
Pengunjuk rasa melempari polisi dengan serpihan trotoar ditengah aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. (REUTERS/Eric Vidal)
Peternak dan petani bentrok dengan polisi ditengah aksi protes saat pertemuan Menteri-menteri Eropoa di Brussels, Belgia, 7 September 2015. Aksi tersebut menuntut bantuan harga murah dan biaya yang tinggi. REUTERS/Yves Herman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya