Liputan6.com, Tokyo - Gangster terbesar dari kelompok kejahatan terorganisir (Yakuza) di Jepang pecah. Yakuza kelompok Yamaguchi-gumi telah memisahkan diri dari organisasi induknya. Mereka diusir karena menunjukkan ketidaksetiaan terhadap bos geng itu, Shinobu Tsukasa.
Atas perpecahan yang langka ini, polisi telah memperingatkan konflik kekerasan di antara para anggota pengikutnya, seperti dikutip dari Guardian, Senin 7 September 2015.
Advertisement
Media Jepang mengatakan kelompok baru akan dipimpin oleh Kunio Inoue, pria berusia 67 tahun dari Yakuza Yamaken-gumi. Geng ini memiliki 2.000 anggota yang juga berbasis di kota pelabuhan barat Kobe.
Polisi Jepang takut akan terjadi perang antar geng. Kantor berita Jepang, Kyodo News mengabarkan, geng baru menyebut dirinya Kobe Yamaguchi-gumi dan terus menggunakan logo induk mereka -- yang cenderung akan meningkatkan perselisihan antara dua kelompok.
Organisasi baru ini memiliki sekitar 3.000 anggota - jauh lebih sedikit daripada Yamaguchi-gumi, yang keanggotaannya total sekitar 23.400. Total anggota gengster Jepang adalah 80.000. Namun pada tahun 2013, jumlahnya menurun hingga 60.000 menurut catatan kepolisian. Jumlah penurunan yang paling besar sepanjang sejarah Yakuza.
Organisasi Kriminal Terkaya Sedunia
Yamaguchi-gumi didirikan di Kobe oleh mantan nelayan pada tahun 1915. Kelompok ini sekarang beroperasi di 44 dari 47 prefektur di Jepang. Mereka beroperasi untuk transaksi perdagangan narkoba, lintah darat dan penyewaan tenaga keamanan. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, mereka terlibat dalam penipuan keuangan dan kejahatan kerah putih lainnya.
Tahun lalu, majalah Fortune mengatakan organisasi itu bernilai US$ 80 miliar, menjadikan mereka sebagai kelompok kejahatan terorganisir terkaya di dunia.
Sebaliknya, di Sinaloa, Meksiko kartel narkoba terbesar, 'hanya' bernilai US$ 3 miliar.
Rumor bulan lalu, Yamaguchi-gumi memperingati ulang tahun ke-100 dengan memutuskan hubungan dengan 13 dari 72 faksi Yakuza lainnya. Polisi telah memperingatkan potensi kekerasan akibat perebutan kekuasan.
Polisi Negeri Sakura kini berada dalam keadaan siaga tinggi. Mereka kerap berpatroli di seputar kantor Yamaguchi-gumi dan rumah anggota. Petugas juga menggunakan sumber orang dalam di geng tersebut untuk membangun informasi siapa yang masuk dan keluar di bawah kepemimpinan sindikat ini.
Keretakan ini terjadi akibat kritikan kepada Shinobu Tsukasa yang telah memberikan perlakuan berbeda untuk anggota Kodo-kai, dari Nagoya yang didirikan pada tahun 1984. Tsukasa adalah ke-6 Yamaguchi-gumi semenjak satu dekade lalu.
Pemimpin berusia 73 tahun itu, dikenal juga dengan nama Kenichi Shinoda, dibebaskan dari penjara pada bulan April 2011 setelah menjalani hukuman enam tahun untuk kepemilikan senjata api.
Di bawah kepemimpinannya, Yamaguchi-gumi dilaporkan telah menjatuhkan tindakan indisipliner terhadap para pemimpin geng afiliasi mereka yang tidak mematuhi perintah atau yang gagal untuk membayar biaya keanggotaan bulanan sekitar 1 juta yen.
Tsukasa, yang menghabiskan 13 tahun di penjara karena membunuh saingan dengan pedang samurai pada 1970-an, menginginkan Kodo-kai untuk memperluas pengaruhnya di Tokyo dan bagian lain dari Jepang timur, membuat kemarahan rekan mereka yang bermarkas di barat.
Laporan-laporan mengatakan dia memicu kemarahan setelah menunjukkan keinginan untuk memindahkan markas Yamaguchi-gumi dari Kobe ke Nagoya.
Para pejabat polisi mengatakan mereka takut pengulangan pertumpahan darah yang diikuti perpecahan serupa pada tahun 1984. Selama tiga tahun ke depan, setidaknya 25 orang tewas, lebih dari 70 terluka - termasuk tiga orang yang bukan anggota - dan polisi menangkap ratusan orang.
Advertisement
Perpecahan Justru Momentum yang Tepat
Sementera itu 'dunia bawah tanah Jepang' berhasil dilemahkan oleh operasi antikejahatan seperti pembekuan aset mereka di luar negeri. Pada tahun 2012, pemerintah Jepang bersama pemerintahan AS berhasil membekukan aset mereka dan melarang mereka berbisnis di AS.
Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga mengatakan perpecahan ini seharusnya menjadi kesempatan untuk melemahkan cengkeraman sindikat kejahatan di Jepang masyarakat.
Dalam sebuah wawancara langka di 2011, Tsukasa mengklaim bahwa tindakan keras antiyakuza bisa berakhir dengan pengkhianatan, karena itu kelompok-kelompok seperti Yamaguchi-gumi memberikan kode moralitas pada banyak anak muda Jepang.
"Jika Yamaguchi-gumi dibubarkan, ketertiban umum mungkin akan memburuk," katanya kepada surat kabar Sankei. "Aku tahu itu mungkin sulit untuk percaya, tetapi aku melindungi Yamaguchi-gumi untuk menghilangkan kelompok lain yang melakukan kekerasan."
Media Jepang merasakan sikap publik yang berubah menjadi lebih keras terhadap Yakuza. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana geng ditoleransi selama mereka tidak menargetkan warga biasa. Baca: Kisah Putri Bos Yakuza: Kecanduan, Diperkosa, Kini Mendunia
"Perpecahan ini menawarkan kesempatan yang baik bagi polisi untuk memperketat tindakan keras mereka untuk melemahkan kekuatannya," kata Asahi Shimbun dalam editorialnya. Surat kabar itu mengatakan polisi harus "mengambil semua langkah yang mungkin, termasuk menangkap anggota senior, untuk menempatkan kelompok keluar dari bisnis untuk selamanya." (Rie/Ein)