Liputan6.com, Turki Artis pendatang baru Tistha Nurma sangat antusias menjalankan syuting film Romansa di Turki. Dalam film yang juga dibintangi Ramon Y. Tungka ini, Tistha akan melakukan adegan tari.
"Iya, saya akan membawakan tarian sakral dari Palembang, Sumatera Selatan, yaitu tari Gending Sriwijaya," kata Tistha Nurma saat ngobrol santai dengan Liputan6.com di Hotel Anatolian Houses, Capaddocia, Turki, Senin (7/9/2015).
Advertisement
Tarian Gending Sriwijaya biasa dibawakan untuk menyambut tamu agung. Tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya. Meski akan membawakan tarian sakral, Tistha Nurma mengaku tak kesulitan membawakan tarian ini.
"Sejak kecil saya memang terbiasa menari. Kebetulan saya juga memiliki darah Palembang. Papa asli orang Palembang " ujar pemeran Bella di film Romansa. "Dari kecil saya belajar tari tradisional Jawa," paparnya.
Tari Jawa yang terbilang sangat lembut dan cukup sulit, dengan mudah dikuasainya. "Saya paling suka Tari Gambyong. Tarian itu sulit sekali, tapi saya suka," lanjut Tistha Nurma.
Kemampuan Tistha menari tradisional tidak lepas dari peran sang ibu. Sejak kecil, sang ibu lah yang mendorong Tistha untuk tekun belajar tari tradisional.
"Awalnya saya pengin belajar balet, tapi mama minta saya belajar tari tradisional. Ada alasan khusus kenapa mama menyuruh seperti itu. Saya kan bercita-cita kuliah di luar negeri. Kalau saya menguasai tari tradisional Indonesia, saya bisa menarikan itu di luar negeri. Dan kata mama bisa dapat uang dari situ," ungkap Tistha Nurma sambil tersenyum.
Sejak menguasai tari Jawa, Tistha semakin jatuh cinta pada tarian tradisional Indonesia. Sementara teman-teman seusianya lebih suka disco, Tistha Nurma lebih memilih tarian tradisional.
Saat melakukan adegan menari di film Romansa, Tistha Nurma akan mengenakan busana Tari Gending Sriwijaya asli dari Palembang. "Jadi nanti Tistha akan mengenakan busana tari yang benar-benar perhiasannya terbuat dari emas aslii," jelas Bambang Drias, sutradara film Romansa.
"Film ini sangat didukung sekali oleh Gubernur Sumatera Selatan, H. Alex Noerdin," tutur Bambang. "Meski 80 persen syuting di Turki, tapi film ini sebenarnya membawa misi budaya Palembang," sambungnya.
"Kami juga akan syuting di Palembang. Dalam jadwal, tanggal 15 September nanti kami mulai syuting di Palembang selama berapa hari," timpal sang produser, Tity Hatta. (rom/fei)
