Liputan6.com, London - Flu burung telah lama menjadi perhatian global di antara peneliti karena unggas mengancam kesehatan manusia. Dan ilmuwan akhirnya mempublikasikan ayam yang bercahaya dalam kegelapan untuk mengendalikan virus flu burung.
Seperti dimuat Reuters, Selasa (8/9/2015), dua dari peternak ayam terbesar di dunia, Germany's EW Group dan Arkansas-based Cobb-Vantress telah mendanai sebagian besar penelitian ini.
Advertisement
"Kami tertarik untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana ayam dapat menyebarkan virus. Di perusahaan sendiri, ada kebijakan terhadap peternakan hewan transgenik," tulis situs EW grup.
Di Cambridge dan University of Edinburgh Roslin Institute, ilmuwan menggunakan rekayasa genetika ini untuk mencoba mengendalikan flu burung dalam dua cara. Pertama, memblokir infeksi awal dari telur ayam dan mencegah ayam menularkan virus jika merekaterinfeksi.
Dosen senior di virologi molekuler di University of Cambridge, Laurence Tiley mengatakan, para ilmuwan menempatkan 16 ekor ayam konvensional yang telah terinfeksi dan 16 ayam normal serta 16 ayam umpan.
"Ayam umpan disuntik dengan protein fluorescent untuk membedakan mana unggas yang normal dalam percobaan," katanya.
Kendati demikian, regulator kesehatan di seluruh dunia belum menyetujui ayam hasil rekayasa genetik ini dibesarkan dan digunakan dalam makanan karena masalah lingkungan.