Tantowi Yahya: Ada Unsur Politis Kasus Pimpinan DPR di Amerika

Ada motif memanfaatkan kelemahan KMP di DPR agar terjadi kocok ulang Pimpinan Dewan.‎

oleh Taufiqurrohman diperbarui 09 Sep 2015, 04:38 WIB
Kiboud Maulana ternyata memiliki pengaruh kuat di kalangan pecinta musik. Salah satu yang menyesalkan kepergiannya adalah Tantowi Yahya.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Tantowi Yahya menilai ada unsur politis dalam polemik pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump semakin kental.

Salah satunya yang terungkap, kata Tantowi, bahwa Imam Shamsi Ali yang memulai polemik dengan memposting kritikan di facebook-nya adalah pendukung calon presiden tertentu di Pilpres 2014.

"Makin lama makin terasa nuansa politiknya. Terutama setelah terbuka identitas dari orang mengangkat informasi di facebook-nya. Ternyata dia adalah timses dari capres tertentu pada Pilpres lalu," kata Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 8 September 2015.

Wakil Ketua Komisi I DPR ini memang tak menyebutkan langsung pasangan yang didukung Shamsi. Namun, jika dianalisis, hal itu mengarah ke Jokowi-JK karena Setya Novanto dan Fadli Zon sama-sama berasal dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang mendukung Prabowo-Hatta.

Latar belakang politik itu, lanjut Tantowi, membuat dugaan isu tersebut sengaja dibesar-besarkan mulai terjawab.

Terutama ada motif memanfaatkan kelemahan KMP di DPR agar terjadi kocok ulang Pimpinan Dewan.‎

"Ya kita lihat saja, masyarakat kita sudah sangat cerdas apakah isu yang terus bergulir ini untuk mengkoreksi tindakan dari pimpinan atau ada niat-niat tertentu, atau ada kelompok-kelompok tertentu yang sengaja mencari keuntungan politik atas kejadian ini," tandas Tantowi.

Pada 3 September 2015 Shamsi menulis di laman facebook-nya bahwa dirinya menyangkan pertemuan pihak DPR dengan Donald Trump.

Pernyataan itu kemudian dibalas Fadli Zon yang mengirim pesan ke Shamsi, isinya menerangkan bahwa pertemuan tersebut murni silaturahim dan tidak ada unsur kampanye. (Ron/Mar)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya