Liputan6.com, Jakarta - Dalam peringatan Hari Aksara yang berlangsung di Galeri Nasional, Jakarta, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengingatkan arti pentingnya aksara untuk kemajuan suatu bangsa. Menurut Mega, angka buta aksara dalam suatu negara menjadi salah satu tolak ukur Indek Pembangunan Manusia.
"Aksara menjadi cermin kualitas Sumber Daya Manusia dalam suatu negara. Saat ini angka buta aksara di Indonesia masih dalam kisaran 5% - 10% dari total penduduk," ujar Megawati, Selasa 8 September 2015.
Ketua Umum PDIP ini menegaskan, tugas untuk mengentaskan buta aksara bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh rakyat Indonesia. Semakin sedikit buta aksara, maka kualitas sumber daya manusianya akan makin meningkat.
"Tentu selain tanggung jawab negara untuk menuntaskan persoalan ini, kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk membebaskan bangsa ini dari kebutaaksaraan tersebut," imbuh dia.
Megawati mengungkapkan, aksara adalah ibu peradaban. Sepanjang sejarah manusia, proses memaknai kehidupan dilakukan dengan menggunakan tanda atau gambar, baik secara lisan maupun tertulis.
Dia menambahkan, aksara juga merupakan kekayaan bangsa yang mengandung nilai-nilai warisan kebudayaan nasional yang harus dijaga kelestariannya. Misalnya manuskrip, nukilan, Mahabarata, Arjuna Wiwaha, Sutasoma, Negara Kertagama, Centini, dan lain-lain.
"Alhamdulilah, ternyata sebagai sumber kebudayaan, aksara asli Indonesia mencerminkan kedalaman kebudayaan yang pada zamannya sangat membanggakan," jelas Megawati.
Menurut Megawati, Proklamator yang juga Presiden pertama RI yang tak lain adalah ayahnya, Sukarno, telah mewujudkan aksara dengan caranya sendiri.
Bung Karno, lanjut Mega, menggelorakan kesadaran berbangsa, melalui kemampuan membangun kembali jati diri dan martabat bangsa, dari realitas manusia terjajah menjadi manusia yang sadar dan diorganisir oleh suatu alat perjuangan rakyat yang namanya politik.
"Selamat Hari Aksara. Aksara adalah ibu peradaban. Selamatkan bangsa dari buta aksara. Selamatkan warisan aksara leluhur bangsa," tandas Mega.
Peringatan Hari Aksara ini diselenggarakan oleh Lawangwangi Creative Space, Lumbung Budaya Rakyat, Lembaga Kajian Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UI, Perpustakaan UI, Yayasan Malaya, Art Sociates, Galeri Nasional, dan Padepokan Nagair.
Hadir pula sejumlah politisi PDIP seperti I Wayan Koster, Eva Sundari, Rieke Diah Pitaloka, Rano Karno, dan lain-lain dalam acara ini. (Sun/Mut)
Megawati: Buta Aksara di Indonesia Masih Berkisar 5-10 Persen
Menurut Mega, Proklamator yang juga Presiden pertama RI yang tak lain adalah ayahnya, Sukarno, telah mewujudkan aksara dengan cara sendiri.
diperbarui 09 Sep 2015, 09:39 WIBKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri saat memberikan sambutan di Wisma Kinasih, Jawa Barat, Selasa (21/7/2015). Sekolah partai calon kepala daerah angkatan kedua yang berlangsung 21-24 Juli 2015 itu diikuti 136 peserta (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kado Natal Istimewa dari Kemendagri: Bima Serahkan Dokumen Kependudukan Lengkap untuk Bayi Lahir 25 Desember
H-1 Libur Nataru, Lalu Lintas Meningkat di Gerbang Tol Trans Jawa
Dapat Tawaran Boyong Christopher Nkunku dari Chelsea, Barcelona Mau Tampung?
Kiprah Berau Coal Ikut Terlibat Bantu Korban Bencana Alam di Sukabumi
Ratusan Penumpang Tertahan di Kuala Tungkal Akibat Kapal Rusak, KPLP Tanjung Uban Kerahkan KN Sarotama
Kronologi Kecelakaan Beruntun di Jalur Wisata Pantai Mutun Lampung
Benarkah Uang Suami Sepenuhnya Milik Istri? Begini Pandangan Islam
Pertunjukan Wayang Kulit Ki Anom Dwijo Kangko Sukses Meriahkan HUT ke-129 BRI
Wapres Gibran Sapa Jemaat Natal di GBI Solo, Sampaikan Pesan soal Toleransi
Adu Bucin Song Joong Ki versus Hyun Bin, Keluarga Jadi Prioritas Pertama
100 Kata-Kata Cinta Bulshit Bahasa Inggris dan Artinya, Ungkapan Penuh Sindiran
Detik-Detik Kakek 80 Tahun Meninggal dalam KM Gregorius