Liputan6.com, Paris - Prancis melalui Menteri Luar Negerinya, Laurent Fabius mengatakan langkah Eropa menampung semua pengungsi Suriah akibat perang yang disebabkan oleh ISIS adalah sebuah kesalahan. Ia pun menyerukan bahwa dalam rencana aksi penyelamatan ini, dipastikan tak semua pencari suaka Suriah yang ditampung, tapi harus ada negara lain dari Timur Tengah.
Sekitar 60 negara, termasuk para menteri dari Irak, Yordania, Turki dan Lebanon, bertemu di Paris pada hari Selasa 8 September. Mereka menyetujui pendekatan demi mempermudah para pengungsi yang ingin kembali.
Advertisement
Langkah ini termasuk mendorong pemerintah regional untuk melibatkan kelompok minoritas ke panggung politik, dan memastikan tak ada impunitas bagi mereka yang bersalah atas kejahatan kemanusiaan.
"Ini sangat sulit, tetapi jika semua pengungsi ini datang ke Eropa atau di tempat lain, maka Daesh telah memenangkan pertandingan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius kepada radio RTL, mengacu pada akronim Bahasa Arab untuk ISIS, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/9/2015).
"Tujuan (dari konferensi ini) adalah bahwa Timur Tengah tetap di Timur Tengah, yang berarti wilayah keanekaragaman di mana ada orang-orang Kristen, Yazidi, dan lain-lain," beber Fabius.
Usai konferensi, Fabius juga mengatakan beberapa negara akan mengumumkan janji donasi dalam beberapa bulan mendatang. Untuk memulai proyek rekonstruksi infrastruktur guna memulihkan pelayanan dasar, bagi publik atau pelatihan polisi setempat.
Fabius menguraikan, Prancis telah memutuskan untuk memberikan bantuan lebih dari 25 juta euro setelah digelontorkan bantuan 100 juta euro. Uang tersebut akan digunakan untuk berbagai macam proyek termasuk pembersihan ranjau di kota Kurdi Suriah, Kobani, atau membangun perumahan di wilayah otonomi Kurdi di Irak Utara.
Menanggapi seruan PBB untuk pendanaan di negara-negara tetangga, Fabius menyebut ada dana 15 juta euro akan disisihkan untuk kamp-kamp pengungsi di wilayah tersebut.
"Ada urgensi kemanusiaan," kata Presiden Francois Hollande pada pembukaan konferensi.
"Jika kami tidak menawarkan bantuan lebih lanjut kepada negara-negara yang menampung (pengungsi), jika kami tidak memberikan lebih banyak dukungan kepada keluarga yang berada di kamp-kamp pengungsi atau mengungsi di negara tetangga, maka tidak hanya akan ada tragedi ... tetapi akan ada eksodus ini," sambung Hollande.
Hollande mengatakan pada Senin 7 September, Paris akan memulai penerbangan pengintaian atas Suriah dengan maksud meluncurkan serangan udara terhadap ISIS.
Prancis juga berencana untuk menyambut sekitar 24.000 pengungsi Suriah dari kamp di Timur Tengah, selama 2 tahun ke depan. (Rie/Tnt)