Liputan6.com, Budapest - Ratusan imigran asal Suriah melarikan diri dari kamp Roszke, menuju perbatasan Hungaria-Serbia. Mereka tak tahan dengan perlakuan yang mereka terima di sana. Dengan panik mereka berusaha lolos dari kejaran polisi bersenjatakan pentungan.
Termasuk pasangan ayah dan anaknya yang masih belia. Pria berambut putih itu lari menggendong putranya yang menangis ketakutan, juga segala harta bendanya yang disimpan dalam sebuah ransel dan satu tas kain.
Namun, ada yang menjegal langkahnya: juru kamera perempuan dari stasiun televisi Hungaria, N1TV. Entah apa yang ada dalam pikiran jurnalis itu, ia tega menjulurkan kaki ke ayah dan anak yang lewat di dekatnya.
Advertisement
Kedua korbannya itu pun jatuh ke tanah lapang. Si anak tertindih badan ayahnya.
Insiden tersebut tak hanya membuat marah si bapak, yang langsung bangkit dan meneriaki si kameramen. Stasiun televisi tempat perempuan itu bekerja langsung bertindak, setelah rekaman memalukan itu beredar di dunia maya.
"Hari ini, salah satu kolega kami di N1TV berperilaku yang tak bisa diterima di pusat penerimaan pengungsi di Roeszke. Kameramen tersebut telah diberhentikan dengan segera," demikian pernyataan N1TV.
Perilaku tersebut juga ramai-ramai dikutuk. Sejumlah orang menyampaikan kemarahannya di Twitter.
Pengguna Twitter, Davie McLaughlin menyamakan tindakannya dengan Walter Palmer, dokter gigi asal Amerika yang membunuh Cecil, singa betina yang terkenal di Zimbabwe.
"Perilaku juru kamera perempuan #Hungarian menjegal seorang pengungsi yang membawa anak, sangat menyedihkan," tambah Usman Ali Khan.
Analis hubungan luar negeri, Tim Marshall juga angkat bicara. "Saya tak melihat ada keuntungan yang didapatkan dari sisi kameramen. Memalukan."
Pria yang dijegal wartawati itu adalah salah satu pengungsi yang melarikan diri setelah memprotes perlakuan polisi Hungaria.
Para migran tersebut menjadi bagian dari kelompok 1.500 pencari suaka yang telah menunggu selama berjam-jam di titik pengumpulan pengungsi di dekat persimpangan Roszke.
"Kami sudah ada di sana selama 2 hari. Dan apa yang dilakukan Pemerintah Hungaria? Mereka hanya menyediakan 1 bus," kata Ali, pengungsi Suriah.
Setelah melarikan diri, mereka memacu langkah mengikuti jalur rel kereta api menuju Kota Szeged. Polisi mengikuti langkah para pengungsi -- yang berharap bisa sampai ke negara-negara di Eropa Barat yang mau menerima mereka.
Di sisi lain Hungaria sudah kewalahan mengendalikan arus pengungsi yang menjadikan wilayahnya sebagai lokasi transit.
Sekitar 167 ribu migran memasuki negara tersebut tahun ini. Kebanyakan dengan menyeberangi wilayah perbatasan dekat area Roszke. (Ein/Tnt)