Liputan6.com, Jakarta Pro aktif dengan melakukan deteksi dini di usia yang relatif muda merupakan salah satu cara terhindar dari penyakit jantung koroner yang kini menduduki peringkat pertama penyebab kematian terbesar di Indonesia. [Baca juga: Waspadai Jenis Penyakit Jantung yang Sebabkan Kematian]
"Jika gejala dari penyakit jantung koroner sudah ada dan sudah kita rasakan tapi baru sekarang datang ke dokter untuk melakukan pengecekan, dapat dikatakan sudah cukup terlambat. Karena fase penyakit jantung koroner itu sudah cukup berat, pembuluh darah sudah cukup sempit," kata dr Sony Hilal Wicaksono kepada Health Liputan6.com ditulis Kamis (10/9)
Advertisement
Menurut Spesialis Jantung Pembuluh Darah Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah gejala yang dapat kita rasakan langsung adalah nyeri dada yang begitu menyiksa tiap kali melakukan aktivitas. Misal saat naik turun tangga dan jalan jauh.
[Baca juga: Pola Hidup Sehat Tak Cukup untuk Terhindar dari Serangan Jantung]
"Nyeri dada seperti ada beban berat menimpah dada saat aktivitas. Oleh karena itu, saya tekankan kalau mencegah itu lebih baik daripada mengobati," kata dr Sony Hilal Wicaksono menerangkan.
Ada pun deteksi dini yang dapat dilakukan melalui skrining berdasarkan usia dan jenis kelamin. "Laki-laki umur 30 ke atas risikonya sudah 15 persen dan layak untuk dilakukan pemeriksaan jantung. Paling tidak datangi dokter jantung," kata Soni. [Baca juga: Jika Hasil Pemeriksaan Diketahui Sakit Jantung, Harus Bagaimana?]
Sedangkan perempuan relatif lebih tua, yaitu di usia 50 tahun. Untuk mencegah penyakit jantung koroner, tekan Soni Hilal, dimulai dari kesadaran diri sendiri, begitu menginjak usia 30 (laki-laki) dan 50 (perempuan) harus ke dokter jantung. [Baca juga: Amankah Pengobatan Herbal untuk Penyakit Jantung?]
"Untuk pola hidup yang sehat, kesadaran masyarakat sekarang sudah cukup besar," kata dia.