Saham Apple Kembali Menguat, Wall Street Ditutup di Zona Positif

Sembilan dari sepuluh sektor pembentuk Indeks S&P 500 berakhir di zona positif.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Sep 2015, 04:31 WIB
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup di zona positif pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena investor gugup dalam mengantisipasi Pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung pada pekan depan. Saham teknologi seperti Apple memimpin penguatan pada perdagangan hari ini, membalikkan keadaan yang terjadi pada sehari sebelumnya.

Mengutip Reuters, Jumat (11/9/2015), Dow Jones Industrial Averange naik 76,83 poin atau 0,47 persen ke level 16.330,4. S&P 500 menguat 10,25 poin atau 0,53 persen ke level 1.952,29 dan Nasdaq Composite naik 39,71 poin atau 0,84 persen ke level 4.796,25.

Sembilan dari sepuluh sektor pembentuk Indeks S&P 500 berakhir di zona positif dipimpin oleh sektor teknologi yang naik 1 persen dan disusul dengan sektor kesehatan yang menguat 0,9 persen.

Saham Apple naik 2,2 persen menjadi US$ 112,57. Harga saham produsen iPad tersebut mamapu berbalik arah jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang berakhir turun 1,9 persen ke level US$ 110,15.

Saham-saham kesehatan juga menjadi pendorong penguatan indeks dimana saham Gilead naik 3,3 persen menjadi US$ 107,25 yang memberikan dorongan ke indeks S&P 500 dan Nasdaq.

"Ini terjadi perang besar, jelas investor sedang gelisah menghadapi rencana kenaikan suku bunga," tutur Kepala Analis Janney Montgomery Scott, Philadelphia, AS, Mark Luschini.

Para pelaku pasar bimbang mengambil sikap jelang pertemuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) yang akan berlangsung pekan depan.

Beberapa di antara mereka memperkirakan bahwa The Fed akan segera menaikkan bunga pada tahun ini juga tepatnya pada Desember nanti. Kisaran kenaikannya dari 0 persen menjadi 0,25 persen atau 0,50 persen.

Namun beberapa diantaranya memperkirakan bahwa The Fed belum akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Tarik ulur antara kedua kubu tersebut terasa semakin besar jelang pertemuan sehingga mengayunkan Wall Street ke dua zona. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya