Riau Terus Dapat Kiriman Kabut Asap dari Provinsi Tetangga

Ini berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua.

oleh M Syukur diperbarui 11 Sep 2015, 14:30 WIB
Kabut asap di Pekanbaru, Riau (Liputan6.com/ M Syukur)

Liputan6.com, Riau - Ribuan personel gabungan sudah dikerahkan ke Sumatera untuk mengatasi bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan. Namun, kabut asap pekat masih menyelimuti sejumlah kabupaten dan kota di Sumatera, salah satunya Riau. Kabut asap membuat jarak pandang di wilayah itu hanya ratusan meter.

Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua, asap yang sedang menyelimuti Riau sebagian besarnya masih kiriman provinsi tetangga.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru, Sugarin mengatakan arah angin masih bergerak ke Riau. Oleh karena itu, asap hasil kebakaran hutan dan lahan di Jambi dan Sumatera Selatan, terbawa ke Riau.

"Di Riau sendiri, pada pagi ini terpantau ada 11 titik panas. Sementara di Sumatera Selatan terpantau 449 titik panas. Jumlah ini paling mendominasi di Pulau Sumatera," sebut Sugarin, Jumat (11/9/2015).

Total titik panas di Sumatera, sambung dia, ada 575 titik. Selain Sumatera Selatan, di Provinsi Jambi terpantau 59 titik, Bangka Belitung 49 titik, dan Lampung 7 titik.

Menurut dia, hasil kebakaran itu terbawa ke Riau. Hal ini membuat jarak pandang di Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, Rengat (Kabupaten Indragiri Hulu) dan Kota Dumai, kian buruk.

"Pekanbaru jarak pandangnya hanya 500 meter, dan terus memburuk menjelang siang. Rengat jarak pandangnya 200 meter, Dumai 1 kilometer, Pelalawan hanya 200 meter," sebut Sugarin.

Seorang warga, Ilham Fajriansyah mengaku khawatir dengan kondisi ini. Riau, kata dia, seolah tak pernah lepas dari bencana asap dari kebakaran hutan.

"Beberapa waktu lalu hujan turun, dan membuat asap sempat menghilang. Itu hanya sehari, kemudian asap datang lagi dan kian memburuk dibanding hari sebelumnya," ungkap Ilham.

Dia takut kesehatan anaknya terganggu karena asap ini. Apalagi sudah ada korban jiwa yang diduga meninggal karena menghirup kabut asap.

"Memang dokter tidak menyebut yang meninggal itu karena ISPA. Tapikan orangtua korban menyebut anaknya sakit saat kabut asap mulai menyelimuti Pekanbaru. Apalagi sakitnya pernapasan. Biasanya, pernapasan karena menghirup udara tak sehat," pungkas Ilham. (Bob/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya