Liputan6.com, Jakarta - Banten diprediksi mengalami kebanjiran tenaga kerja asing (TKA) sebanyak 25 ribu orang yang akan mulai masuk sejak akhir 2015-2016. Hal itu karena mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015.Pelaksanaan MEA itu membuat pengawasan terhadap TKA akan semakin ketat di Banten.
"Seiring diberlakukannya MEA, Pengawas ketenaga kerjaan akan tetap mengacu kepada regulasi yang mengatur tentang syarat dan kualifikasi mempekerjakan Tenaga Kerja Asing. Jika nanti ditemukan di lapangan bahwa TKA yang datang tidak memiliki izin, maka tidak akan segan untuk menindak pelanggaran tersebut," kata Kepala Seksi (Kasie) Norma Kerja, Disnakertrans Provinsi Banten, Erwin Syafrudin, Jumat (11/9/2015).
Advertisement
Langkah tersebut dilakukan mengingat Banten juga memiliki angka pengangguran mencapai 480 ribu jiwa. Karena itu, tenaga kerja lokal asal Banten harus tetap dilindungi agar tidak terjadi ledakan pengangguran.
"Hal ini dilakukan selain untuk menegakkan aturan ketenaga kerjaan, juga dilakukan guna melindungi kesempatan kerja bagi para tenaga kerja lokal supaya mereka tidak kehilangan kesempatan untuk bekerja," ujar Erwin.
Dirinya pun meminta agar pemerintah pusat agar bisa lebih teliti dalam menerbitkan tinggal atau izin bekerja bagi tenaga kerja asing. "Kepada para pengusaha yang hendak mempekerjakan Tenaga Kerja Asing agar patuh dan taat kepada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan seperti UU No. 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan, maupun peraturan turunan lainnya," tegas Erwin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Disnakertrans Provinsi Banten, sebanyak 25.200 orang TKA sedang mengurus izin kerja. Izin itu hanya berlaku selama satu tahun. Sehingga TKA di Banten akan mencapai angka 35 ribu jiwa. Dari 13 ribu perusahaan yang ada di Banten, tenaga kerja lokal berjumlah 1,3 juta jiwa.
Hingga akhir agustus 2015, tercatat sebanyak 10 ribu jiwa TKA bekerja di Banten.Sedangkan berdasarkan data dari Kanwil Kumham Provinsi Banten, Dirjen Imigrasi mencatat jumlah tenaga kerja asing terbanyak berasal dari China sebanyak 2.809 orang, lalu Korsel 2.188, Jepang 48 orang, Taiwan 454 orang, Amerika 278 dan 2.000 lainnya dari beragam negara. (Yandhi D/Ahm)