Liputan6.com, Rusia - Sebuah virus raksasa yang telah diawetkan dengan baik di wilayah bagian utara Rusia, akan dibangkitkan kembali oleh para ilmuwan.
Dilansir dari Daily Mail, Minggu (13/9/2015), virus bernama Mollivirus siberium itu diklaim berumur 30.000 tahun.
Advertisement
Virus yang ditemukan oleh French National Centre for Scientific Research ini disebut raksasa, karena ukurannya lebih berat dari setengah micron atau sekitar seperseribu milimeter (0.00002 per inci).
Mollivirus sibericum, yang diartikan sebagai 'virus lembut dari Siberia', berukuran 0,6 microns dan bisa dilihat menggunakan mikroskop biasa.
Cara membangunkan Mollivirus sibericum pun cukup mudah, ilmuwan hanya perlu menaruhnya pada hewan bersel satu, seperti amoeba.
Setelah berhasil bangun dari tidur panjangnya, ilmuwan berharap bisa mempelajari pola kehidupannya termasuk dampaknya pada lingkungan.
Menurut ilmuwan, hal ini penting dilakukan, mengingat virus-virus tak dikenal yang sedang mati suri di daratan es kutub bisa saja dengan mudah hidup kembali akibat pemanasan global. Oleh karena itu lah, mereka perlu bersiap-siap.
Di sisi lain, membangunkan virus raksasa ini dari tidurnya juga bisa membahayakan umat manusia. Bagaimana tidak, selain memiliki ukuran yang lebih besar, susunan gen-nya juga lebih rumit. Alhasil, membunuhnya bukanlah perkara mudah, terlebih ilmuwan sama sekali asing terhadap apa yang bisa dilakukan oleh Mollyvirus sibericum.
"Jika kami tidak berhati-hati, kami bisa saja membangunkan virus mematikan seperti virus cacar 'smallpox' jenis baru yang dikira sudah punah," ujar Jean-Michel Claverie, pimpinan tim peneliti FNC.
Menurut informasi yang beredar, Mollivirus sibericum mempunyai total gen hingga 500 buah. Berkali-kali lipat dari virus flu yang hanya memiliki 8 gen maksimal.
Sejauh ini, penelitian terkait Mollivirus sibericum telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
(Dsu/Tnt)