Liputan6.com, Samarinda - Kota Samarinda, Kalimantan Timur masih diselimuti asap hingga Jumat 11 September kemarin dampak dari kebakaran lahan dan hutan. Kondisi ini membuat pemerintah daerah membentuk tim khusus yang memantau kualitas udara Samarinda selama 24 jam.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (12/9/2015), sejumlah instansi yang terkait dilibatkan seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI-Polri, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dinas Kesehatan, dan pemadam kebakaran.
Advertisement
Tim yang akan terbentuk akan diterjunkan ke berbagai daerah yang terdampak kabut asap di antaranya Kutai Barat, Berau, Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Paser.
"Sini tidak mesti harus api. Karena contohnya yang dari Satelit Terr maupun Aqua dengan sensor modis tadi sensitivitasnya sangat tinggi sekali. Sehingga atap seng saja jika atapnya terkena matahari, terecord sama mereka," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur, Wahyu Widhi Herana.
Tidak hanya membentuk tim,Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga menyiagakan 24 jam penuh petugas di bagian pusat pengendali operasi.
Dari pantauan hingga sore jumlah titik api yang terbesar di Kalimantan Timur mencapai mencapai 99 titik api dari jumlah tersebut. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah terbanyak yakni 39 titik api, namun wilayah paling parah berada di wilayah Berau dan Samarinda. (Mar/Ron)