Perjalanan Pria Transgender Miliki Mr. P

Cid Isbell, seorang pria transgender yang dulunya wanita.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Sep 2015, 17:00 WIB
Cid Isbell, seorang pria transgender yang dulunya wanita.

Liputan6.com, Jakarta Cid Isbell, seorang pria transgender yang dulunya wanita. Demi `sempurna` menjadi pria, ia menjalani operasi ganti kelamin. Tak ada ketakutan pada dirinya sebelum masuk rumah sakit untuk menjalani operasi yang berlangsung tujuh jam.

"Operasi lanjutan untuk perempuan menjadi lelaki lmasih jauh di belakang laki-laki menjadi perempuan sampai sekarang. Para ahli bedah selalu mengatakan kepada saya, `Lebih mudah membuat lubang daripada tiang`," kata Isbell seperti dikutip TheGuardian, Minggu (13/9/2015).

Di dalam ruang operasi, dokter bedah mengambil daging sepanjang enam inci dari lengannya untuk membentuk penis (Mr. P). Bagian itu kemudian dijahit di antara kaki Isbell, tepat di atas vaginanya yang dulu.

Operasi tersebut benar-benar memakan waktu. Ketika Isbell terbangun dan melirik ke bawah, ia terkejut. "Wow, saya mempunyai penis. Terlihat menakjubkan," katanya.

Pria yang merupakan konsultan IT itu melakukan perjalanan dari rumahnya di Santa Fe untuk operasi sendirian. Padahal, itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-50.

Lima belas tahun tahun yang lalu, Isbell melakukan mastektomi ganda sebagai bagian dari transisi, dan menggunakan testosteron.

Sebenarnya ia tidak pernah terganggu dengan organ bagian "bawah" sehingga perlu mengubah alat kelamin wanitanya. Tapi, teknologi pembuatan penis sudah berkembang pesat dalam beberapa tahun ini. Kini, siapapun bisa memiliki Mr. P yang berfungsi dengan panjang 5 inci atau lebih.

Pria transgender bisa memiliki Mr. P yang bisa buang air kecil atau ereksi dengan menjalani operasi dengan komplikasi yang lebih sedikit dan lebih taktil dan bersensasi seksual.

Pemimpin dokter bedah, Dr Curtis Crane, sekarang saja melakukan dua atau tiga operasi tersebut dalam seminggu di California Pacific Medical Center. Total ia sudah melakukan sekitar 150 kali operasi.

Operasi yang dijalani Isbell ini memerlukan biaya $ 100.000, tapi setelah melalui pertarungan panjang, asuransi kesehatan Isbell mau membayarnya. 

 


Langkah operasi

Langkah operasi

Menurut ahli bedah, operasi dimulai dengan menyayat sebagian besar kulit dari lengan Cid, bersama dengan beberapa lemak untuk membantu memberikan ketebalan. 

Ahli bedah Dr Bauback Safa kemudian menggulung lapisan tersebut menjadi bentuk penis, dan mengangkat bagian kecil daging pada unjungnya untuk membuat "kepala". Kemiripannya memang luar biasa.

Sementara Safa dan timnya meneliti lengan, Crane dan kru bedah mempersiapkan uretra dan klitoris. Mereka menghubungkannya ke penis, dan melekatkannya beberapa inci di atas tempat mereka menutup lubang vagina. Isbell sudah menjalani histerektomi pada bulan Februari.

Setelah sembilan bulan penyembuhan, Isbell akan kembali ke rumah sakit agar dokter dapat menempatkan implan ke dalam penis, yang terhubung dengan pompa yang disembunyikan di skrotum. Sebuah pasokan garam dalam reservoir plastik akan tertanam di perut.

Isbell nantinya tinggal menekan bola agar ereksi. Meski bisa ereksi tentu saja tak akan ada sperma, tapi fungsi kemih dan seksual berjalan.

Sebelum operasi, Isbell pernah menjelaskan alasan pentingnya operasi kelamin.

"Saya ingin bebas bisa membuka baju di ruang ganti di gym. Dan bagaimana jika saya mengalami sebuah kecelakaan mobil dan mereka memotong baju saya dan paramedis panik dan tidak akan menangani saya? Itu terjadi kepada teman-teman trans saya. Saya ingin menembus pasangan seksual dan merasakan sensasi di penis saya sendiri." 

 


Masa kecil

Masa kecil

Isbell dibesarkan sebagai seorang gadis bernama Diana. Dia ingat pernah berpose di depan cermin dengan mengenakan rok ballet lengkap dengan kaus kaki panjangnya ketika berusia empat tahun, dan tidak pernah tumbuh menjadi tomboi.

"Ketika payudara saya muncul, saya benar-benar ngeri. Saya selalu membencinya, " katanya.

Transisi itu datang secara bertahap. Saat remaja dan usia 20-an, dia seorang lesbian, dan tidak banyak berhubungan dengan laki-laki.

Dalam sebuah foto dirinya sebuah pada 30 tahun, Cid membentuk tubuh menjadi seperti binaragawan dan tinggal di New York. Ia menggunakan testosteron untuk meningkatkan latihan, dan menjadi semakin maskulin baik karakteristik fisik dan pembawaannya.

Isbell mengubah jenis kelaminnya pada SIM mengemudi dan melakukan operasi tubuh bagian atas pada usia 35 tahun. Dia merasa jauh lebih nyaman dengan dirinya sendiri saat itu.

Dia pernah berkencan dengan perempuan biseksual untuk sementara waktu, kemudian menikahi seorang wanita pada tahun 2004. Mereka baru-baru ini bercerai tapi menjadi teman baik. Dia tak cukup macho untuk istrinya. Itu bukan masalah genital, itu masalah emosional.

"Dia mengganggap saya sebagai pria, tapi dia ingin yang kuat, pendiam. Saya sangat cerewet, saya harus mengekspresikan diri, kalau tidak saya merasa terjebak, "katanya.

Isbell kecil selalu ingin menjadi anak laki-laki tapi menekan keinginannya, karena masyarakat atau orang tuanya ingin dia untuk menyesuaikan diri.

Ketika Isbell mulai suntik hormon laki-laki dan transisi di usia 30-an, bagaimanapun, ibunya mendukung dia, dan kini berkampanye untuk masalah kesetaraan transgender.

Orangtuanya telah lama berpisah. Namun ayah Isbell, Bill, dan ibu tirinya, Judy, terbang dari rumah mereka di Binghamton, New York, untuk mendukungnya selama operasi.

Bill Isbell (72) adalah seorang profesor arkeologi. Selama bertahun-tahun, Bill telah secara bertahap menerima identitas baru putranya.

"Dia adalah seorang gadis kecil yang lucu," kata Bill. "Tapi sangat, sangat keras kepala. Kami tinggal di Lima ketika Diana berusia empat atau lima dan dia akan menyelinap keluar dari rumah dan kami takut dia akan diculik. Kami mengunci pintu dan dia merangkak keluar dari jendela. Jika kami merantai jendela, dia tidak mau peduli, dia akan melakukan apa yang ingin dia lakukan," kenangnya.

"Saya tidak ingat dia mengatakan dia ingin menjadi anak laki-laki. Saya ingat pertama kali dia bertemu dengan seorang lesbian, salah satu mahasiswa saya datang ke rumah untuk bertemu, dan Diana yang saat itu usia 14 tahun terpaku. Hal yang paling meyakinkan bagi saya adalah ia sangat bahagia selama bertahun-tahun, terutama di usia 20-an, dan setiap kali ia membuat perubahan, melakukan operasi atau perubahan identitas, dia jauh lebih bahagia," katanya.

Cid Isbell merenungkan hal ini, apakah ia merasa sangat terasing dari dirinya sendiri? Dia memang merasa demikian. Perasaan ini diperburuk ketika Isbell diperkosa seorang pria di usia 19 tahun, ketika dia lesbian.

Setelah itu, Isbell trauma dan sangat malu. Setelah itu dia lari ke arah alkoholisme selama 6 tahun dan selalu gagal dalam pekerjaan sebelum akhirnya menjalani rehabilitasi. Pilihannya menjadi binaraga dimulai sebagai reaksi setelah mengalami perkosaan. (Melly F)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya