Liputan6.com, St Louis - Tak mudah ternyata menjadi kandidat Presiden Amerika Serikat. Selain harus memiliki dukungan kuat, uang juga memiliki peran dalam kelangsungan kampanyenya.
Akibat tak didukung sebagian faktor itu, salah satu kandidat dari Partai Republik AS mundur dari laga perebutan kekuasaan orang nomor 1 di Negari Paman Sam itu.
Advertisement
Menjadi Gubernur Texas terlama, tak membuat Rick Perry bisa bertahan. Belum lagi, ia menjadi orang nomor dua terbuncit dalam poling yang diumumkan akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Perry pernah 'ditendang' dari debat perdana Partai Republik di waktu prime time yang diadakan oleh jaringan televisi Fox. Akibatnya, para stafnya mundur teratur dan terakhir, dana kampanyenya pun seret.
"Hari ini saya menangguhkan kampanye untuk presiden Amerika Serikat," katanya dalam pidato di St Louis, Missouri, seraya menambahkan bahwa Partai Republik memiliki kandidat lain yang 'luar biasa'," seperti dikutip dari Reuters.
"Aku melangkah ke samping, setelah mempertimbangkan bahwa partai kami ada di tangan yang baik, dan selama mendengarkan akar rumput, konservatisme akan tetap bertahan di partai ini," katanya.
Ini adalah kampanye yang kedua, setelah ia gagal pada tahun 2012. Saat itu, yang paling diingat karena ia berkata "oops" dalam perdebatan karena lupa departemen pemerintah yang ia akan hapus.
"Saya memberikan kabar ini dengan tidak ada penyesalan," kata Perry tentang keputusannya untuk mengakhiri harapannya ke Gedung Putih, mengatakan telah mendapati "hak istimewa dan kehormatan" untuk menjadi bakal calon pemimpin AS.
Pada hari Kamis 10 September, CNN yang akan menjadi tuan rumah kedua debat prime-time pekan depan mengumumkan bahwa Perry tak akan ada lagi dalam acara itu.
Perry juga harus berhenti membayar beberapa staf di negara-negara kunci seperti South Carolina dan New Hampshire pada bulan Agustus, karena dana kampanyenya mulai mengering. Meskipun beberapa staf bertahan untuk jadi relawan.
Saingannya dari Partai Republik bergegas untuk menawarkan pujian setelah Perry mengundurkan diri, salah satunya adalah Donald Trump -- sang maestro real estate dan orang di peringkat pertama di Partai Republik yang awal tahun ini mengejek bingkai kacamata Perry tebal. Ia berkicau dalam Twitternya mengatakan bahwa Perry adalah "seorang pria yang hebat dan saya berharap dia baik-baik saja. Aku tahu dia akan memiliki masa depan yang lebih baik."
Perry menggambarkan dirinya sebagai calon yang berorientasi pada kebijakan yang lebih bijaksana dalam kampanyenya. Ia juga menggembor-gemborkan dirinya sebagai Gubernur Texas, yang menjadi model nasional atas keberhasilan ekonomi.
Dalam kampanyenya, ia juga menekankan pengalaman berurusan dengan isu-isu imigrasi saat menjadi gubernur Texas dan berjanji untuk mengamankan perbatasan AS dengan Meksiko selatan. Andai ia langgeng sebagai Presiden AS, Perry akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Selamat tinggal Perry. (Rie/Tnt)