Liputan6.com, Jakarta - Ada fakta menarik yang terkuak dari Liga Champions 2015-2016. Seperti yang dirilis UEFA, inilah untuk pertama kalinya di ajang pertarungan tim-tim elite Eropa itu muncul lima kontestan yang berasal dari satu negara. Sebelumnya, maksimal hanya empat tim dari negara yang sama.
Spanyol menjadi perintis di kategori ini. Negara monarki tersebut menyertakan lima wakilnya sekaligus. Mereka adalah Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid yang lolos langsung dari kuota klasemen akhir Divisi Primera La Liga 2014-2015. Lalu, ada Valencia yang mengantongi tiket lolos via babak play-off. Sedangkan Sevilla, hadir lantaran berstatuskan jawara Europa League musim 2014-15.
Melihat banyaknya wakil Spanyol, pertanyaan logis pun terlontar. Akankah tim-tim Divisi Primera La Liga itu akan membuat kejutan seperti halnya Liga Champions 2012-2013 yang sukses menyertakan empat wakilnya – Real Madrid, Barcelona, Malaga, Valencia - ke babak 16 besar? Atau hanya dua tim kaya raya, Barcelona dan Madrid yang sanggup unjuk gigi?
Semua kemungkinan bisa saja terjadi, bos! Seperti halnya pameo yang sudah mafhum di masyarakat, bola itu bundar.
Akan tetapi, menilik peta persaingan dan perkembangan yang terjadi di lapangan, sepertinya Barcelona, Real Madrid, Atletico, dan Valencia punya kans yang besar untuk lolos ke babak 16 besar. Sedangkan Sevilla, butuh usaha yang lebih keras lagi.
Begini ilustrasinya. Pertama Barcelona, sang juara bertahan. Bergabung di grup E bersama Bayer Leverkusen, AS Roma, dan BATE Borisov, rasanya Blaugrana akan mudah melenggang ke babak selanjutnya.
Advertisement
Selain perbedaan kualitas materi pemain, catatan rekor pertemuan Barcelona dengan dua tim lain di grup E juga sangat mendukung. Dua kali menghadapi BATE Borisov, Barca selalu menang. Kemudian, versus Bayer Leverkusen, tim yang berdiri sejak 29 November 1899 itu tetap digdaya. Dari 8 pertemuan kontra pasukan Roger Schmidt tersebut, Barca mengumpulkan lima kemenangan, sekali imbang, dan dua kali keok.
Dua kekalahan dari Leverkusen itu pun, dialami Barca pada 14 tahun yang lalu, yakni pada babak penyisihan Liga Champions musim 2001-2002. Ketika itu Blaugrana takluk 1-2. Kekalahan kedua terjadi di ajang Piala UEFA musim 1987-1988. Saat itu, Barca kalah tipis 0-1.
Satu hal yang harus diperhatikan Lionel Messi dkk di persaingan grup E, hanya pada saat meladeni AS Roma. Sekadar informasi, Barcelona belum pernah mengalahkan AS Roma di ajang Liga Champions. Dua pertemuan pada musim 2001-2002, Barcelona takluk 0-3 dan hanya imbang 1-1 di kandang sendiri.
Hampir mirip dengan peluang Real Madrid. Berada di grup A, Sergio Ramos dkk akan bertemu Paris Saint-Germain, Shakhtar Donetsk, dan Malmo FF. Di ajang kompetisi Eropa, Los Merengues memang belum pernah bertemu Malmo FF dan Shakhtar Donetsk.
Hanya saja, khusus menghadapi tim-tim asal Ukraina, Madrid punya pengalaman apik. Dari 12 kali bersua klub asal Ukraina, tim yang sudah mengoleksi 10 gelar juara di ajang Piala/Liga Champions itu sukses mengumpulkan lima kemenangan, enam kali seri, dan hanya sekali keok.
Satu-satunya yang harus diperhatikan Madrid di persaingan grup A, hanya ketika meladeni PSG. Itu dikarenakan dari catatan pertemuan kedua tim, Madrid sulit menang kala bertatap muka dengan Les Parisiens. Dari 4 pertanding, hanya sekali Los Merengues mendulang kemenangan, sisanya dua kali imbang dan sekali keok.
Lebih dari itu, banyak hal teknis yang membuat Madrid harus memberikan perhatian penuh pada PSG. Patut diketahui, dalam dua musim terakhir tim didikan Laurent Blanc tersebut telah menunjukkan ambisi besarnya di kancah Liga Champions. Mereka selalu melaju hingga babak perempatfinal. Lebih dari itu, Les Parisiens juga diperkuat nama-nama tenar yang tak kalah mewah dengan Cristiano Ronaldo dkk.
Kans Tiga Tim
Lantas, bagaimanakah dengan peluang Atletico Madrid, Valencia, dan Sevilla? Untuk sekadar lolos ke babak 16 besar, sepertinya Atletico tak akan menemui jalan terjal. Dari pengalaman dan kedalaman materi pemain, Colchoneros terhitung lebih unggul ketimbang tiga kontestan lain di grup C, yaitu Benfica, Galatasaray, dan tim debutan Astana.
Dari rekor pertemuan versus Galatasaray, Antoine Griezmann dkk jauh lebih hebat. Dari empat laga kontra klub asal Turki itu, berakhir dengan dua kemenangan dan dua kali imbang. Khusus menghadapi Benfica dan Astana, bagi Colchoneros itu merupakan catatan baru lantaran tak pernah bertemu sebelumnya.
Meski begitu, tim didikan Diego Simeone itu punya catatan apik saat menghadapi tim asal Portugal. Kecuali melawan FC Porto, Atletico mudah meraih kemenangan saat meladeni tim asal Portugal seperti Sporting Lisbon, Boavista, Vitoria Guimares, dan Academica de Coimbra. Bukan hal yang mustahil, jika fakta apik ini masih bisa dilanjutkan lagi oleh Colchoneros.
Idem ditto dengan Valencia. Bergabung di grup H, Los Che akan bersaing ketat dengan Zenit St. Petersburg, Olympique Lyon, KAA Gent. Menghadapi Lyon, tim asuhan Nuno Espírito Santo itu memiliki tradisi apik. Pada dua pertemuan di Liga Champions 2000-2001, mereka selalu meraup kemenangan. Pertama menang 2-1 dan berikutnya unggul 1-0.
Begitu pula saat bertemu KAA Gent. Dari dua pertemuan, Valencia mengakhirinya dengan hasil sekali menang dan imbang. Artinya, klub yang musim lalu menduduki peringkat ke-4 di Divisi Primera La Liga itu tak pernah kalah saat melawan wakil Belgia tersebut.
Khusus menghadapi Zenit St. Petersburg, sepertinya Valencia harus ekstra waspada. Selain karena belum pernah bertemu, Sine Belo Golubye – julukan Zenit St. Petersburg - dianggap sebagai kuda hitam di Liga Champions edisi tahun ini. Mereka memiliki skuad yang ampuh, gabungan 'miniatur' timnas Rusia plus legiun asing yang berkelas dunia. Sebut saja Hulk (Brasil), Danny, Luís Neto (Portugal), Ezequiel Garay (Argentina), Javi García (Spanyol), dan Axel Witsel (Belgia).
Meski begitu, Valencia pantang berkecil hati. Sebab statistik Los Che saat bertemu tim-tim asal Rusia kerap positif. Dari 10 pertemuan dengan klub negara pecahan Uni Soviet ini, Los Che sanggup mengumpulkan tujuh kemenangan, dua kali imbang, dan hanya sekali kalah. Satu kekelahan itu ditelan Valencia ketika meladeni Shinnik Yaroslavl di Piala Intertoto musim 1998/1999. Ketika itu, mereka takluk 0-1.
Sementara itu, Sevilla terhitung kurang beruntung ketimbang empat tim Spanyol lainnya. Berada di grup D, Sevilla harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh seperti Juventus, Manchester City, dan Borussia Moenchengladbach.
Di kompetisi mana pun, Los Rojiblancos memang belum pernah bertemu dengan Juventus dan Manchester City. Akan tetapi, menghadapi dua tim tenar itu, wajib hukumnya bagi Sevilla untuk mawas diri.
Pada level kompetisi domestik, performa City tengah menanjak. Sampai dengan pekan ke-5 Premier League, The Citizen mengumpulkan poin sempurna, selalu menang dan belum kebobolan. Sedangkan Juventus, tengah labil. Hingga giornata ke-3, Si Nyonya Tua belum juga mendulang kemenangan. Hanya saja, tim didikan Massimiliano Allegri itu merupakan finalis Liga Champions musim lalu. Itu artinya mereka memiliki pengalaman dan mental di kompetisi seketat Liga Champions.
Satu-satunya catatan apik pasukan Unai Emery di grup ini, hanya pada saat menghadapi Borussia Moenchengladbach. Bersua tim yang musim lalu menduduki peringkat ketiga Bundesliga 1 itu, Los Rojiblancos selalu menang.
Dari dua pertemuan di ajang Europa league musim 2013-2014 kontra Moenchengladbach , tim yang sudah empat kali menjuarai Piala UEFA/ Europa League itu selalu mengakhirinya dengan kemenangan. Pertama, menang 1-0 lalu unggul 3-2 pada laga berikutnya.
Setelah memerhatikan beberapa fakta di atas, tentu laik ditungggu 'gebrakan' lima kontestan tim Spanyol di Liga Champions musim ini. Apakah mereka masih bisa bersaing di level atas atau justru sebaliknya. Kita tunggu saja dan selamat menikmati hiburan yang berbobot dari ranah sepak bola Eropa.
Hanif Marjuni
Pemerhati Sepak Bola
Advertisement