Salah Kalau Ganti Oli Tiap 7.500 atau 10.000 Km

Penggantian oli, khususnya bagi kendaraan yang setiap hari melakoni macet, idealnya diganti tiap 5.000 km.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 15 Sep 2015, 10:07 WIB
Macet di MH Thamrin (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Oli punya fungsi yang sangat vital pada mesin kendaraan. Tak heran bila dalam buku manual yang diterbitkan pabrikan, pemilik kendaraan disarankan untuk mengganti oli mesin tiap 7.500 atau 10.000 km.

Akan tetapi, menurut mechanic expert, Galih Laksono, penggantian oli, khususnya bagi kendaraan yang setiap hari melakoni macet, idealnya diganti tiap 5.000 km.

Sebab, pemilik G-Speed di bilangan Radio Dalam, itu menuturkan, macet secara otomatis membuat kinerja mesin mobil lebih ekstra. Bahkan kondisi ini akan membuat umur mesin lebih singkat.

Belum lagi kata dia, jalan tol pun tak sesuai namanya, terutama yang berada di sekitar Jabodetabek. Sebab, tak ada bedanya dengan jalan biasa, bukannya melaju bebas tanpa hambatan tapi justru berkendara secara stop and go.

"Penggantian 7.500 atau 10.000 km itu kan kombinasi jalan macet dan tol. Di kota ini, tol atau highway hanya sekadar nama, faktanya macet juga," papar Galih saat ditemui di bilangan Sudirman beberapa waktu lalu.

"Bila macet, misalnya untuk jarak 10 km butuh dua jam, sementara kalau dibuat melaju bebas hambatan, dua jam mungkin bisa berkendara sejauh 200 km. Kalau bicara kilometer di Jakarta, menurut saya idealnya ganti oli tiap 5.000 km," imbuh dia.

(gst/sts)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya