Liputan6.com, Yerusalem - Bentrok antara pemrotes Palestina dan polisi Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Selasa ini memasuki hari ketiga.
Para pengunjuk rasa melempar batu, mercon, serpihan beton, dan bom molotov ke arah aparat keamanan Israel. Menurut salah seorang pejabat polisi Israel, 2 warga Palestina ditahan dan 5 anggota polisi mengalami luka-luka ringan.
Advertisement
Seperti dilansir BBC, Selasa (15/9/2015), situasi bisa diatasi tidak lama kemudian dan Kompleks Al-Aqsa dibuka kembali untuk para pengunjung.
Ketegangan muncul lagi sejak dua pekan lalu, menyusul tindakan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon yang melarang 2 kelompok Islam yang menghadang masuknya pengunjung Yahudi ke kompleks Haram al Sharif yang juga diklaim umat Yahudi.
Sebelumnya, Israel mengizinkan warga Yahudi mengunjungi kompleks masjid, yang oleh warga Palestina dianggap sebagai provokasi.
Reaksi Yordania
PBB dan pemerintah Amerika Serikat sudah meminta kedua pihak untuk menahan diri. Sementara negara tetangga Israel dan Palestina, Yordania, memperingatkan bahwa Israel harus memulihkan ketertiban di Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya.
Kalau tidak maka situasi ini akan mengancam hubungan antara Israel dan pemerintah di Amman.
"Provokasi dalam bentuk apa pun di Yerusalem akan berpengaruh terhadap hubungan Israel-Yordania. Yordania tak punya pilihan lain, selain mengambil tindakan yang tegas," kata Raja Abdullah dari Yordania.
Yordania yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel bertanggung jawab atas aspek-aspek ke-Islaman di kompleks Al-Aqsa.
Masjid Al-Aqsa -yang disucikan baik oleh warga Muslim maupun Yahudi- sering menjadi lokasi ketegangan antara Israel dan Palestina. (Ado/Ron)