Pelemahan Rupiah Tak Perlu Dikhawatirkan

Secara psikologis nilai tukar rupiah akan menembus level 15.000 per dolar AS.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Sep 2015, 17:00 WIB
Rupiah melemah

Liputan6.com, Jakarta Jelang keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikan suku bunga acuan, nilai tukar rupiah terhadap dolar kian melemah. Bahkan dalam perdagangan intraday, nilai tukar rupiah sudah hampir menyentuh angka 14.500 per dolar AS.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere mengatakan, secara psikologis nilai tukar rupiah akan menembus level 15.000 per dolar AS. "Kira-kira 15.000 per dolar AS saya yakin segitu bisa karena melemah sedikit dan menuju ke sana," kata dia di Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Namun, Nico mengatakan, hal tersebut tidak perlu disikapi dengan negatif. Menurutnya, hal tersebut justru positif karena negara lain juga turut melemah.

"Tidak perlu direspon secara negatif, karena mata uang di negara Asia itu juga melemah. Kalau kita menguat sendiri kita tidak kompetitif lagi. Kita harus mengingat itu. kita tidak hidup sendiri. Kita kompetitif dengan negara lain, seperti Thailand, Malaysia dan Singapura," jelasnya.

Pihaknya pun mengatakan jika pelemahan rupiah disikapi dengan panik justru akan memperkeruh nilai tukar rupiah. "BI saja tenang-tenang saja. Memang seharusnya seperti itu karena kalau Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo panik orang akan melihat rupiah mulai tidak terkendali, bahaya. Tapi dia tenang-tenang saja. Saya rasa sikap dia itu baik sekali," paparnya.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual menambahkan, pergerakan rupiah memang tergantung dengan keputusan The Fed. Kondisi ini mirip ketika The Fed mengurangi stimulus (tappering off) pada 2013 lalu.

Dia mengatakan, posisi nilai tukar rupiah sangat fluktuatif tergantung rilis The Fed. "Jadi saya pikir meeting dua hari ke depan akan menjadi fokus market naik atau turun. Ada kemungkinan melemah atau menguat. Tergantung rilisnya. Kalau rilisnya agresif rupiah melemah. Kalau moderat pernyataannya bisa menguat," kata dia kepada Liputan6.com.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,2 persen ke level 14.442 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pukul 09.55 WIB. Sejak pagi hingga siang, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.404 per dolar AS hingga 14.452 per dolar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah tergerus 0,5 persen menjadi 14.442 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.371 per dolar AS. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya