Pakar: Kehadiran Robot Seks Sangat Merugikan

Sebuah kampanye telah diluncurkan untuk menyerukan larangan pengembangan robot yang dapat digunakan untuk berhubungan seks.

oleh M Hidayat diperbarui 17 Sep 2015, 08:17 WIB
Ilustrasi robot seks. Ilustrasi: True Companion

Liputan6.com, Jakarta - Berhubungan seks dengan robot, menurut pakar etika robot, Dr. Kathleen Richardson, merupakan suatu penerapan kemajuan teknologi yang tidak perlu dan tidak diinginkan. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/09/2015).

Boneka seks yang telah tersedia di pasaran kini menjadi makin canggih dan sejumlah pihak berharap untuk membangun kecerdasan buatan (artificial intelligence) ke dalam produk boneka seks mereka.

Mereka yang bekerja di bidang tersebut mengatakan bahwa ada kebutuhan atas robot semacam ini.

Menanggapi hal ini, doktor yang juga merupakan akademisi di De Montfort University di Leicester itu ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal ini dan membujuk mereka yang mengembangkan robot seks untuk memikirkan kembali, bagaimana teknologi robot seks ini digunakan dan apa dampak yang akan muncul.

"Robot seks tampaknya menjadi fokus yang sedang mencuat di industri robotika dan model yang mereka kembangkan --bagaimana robot-robot itu akan terlihat, peran apa yang dimainkannya-- memang sangat mengganggu," kata Dr. Richardson.

Dia percaya bahwa gagasan ini memperkuat stereotip tradisional perempuan dan pandangan bahwa sebuah hubungan tidak perlu lebih dari sekadar hubungan fisik.

Tidak hanya itu, ia juga berkomentar, "Kami berpikir bahwa penciptaan robot tersebut akan memberikan kontribusi untuk hubungan yang merugikan antara pria dan wanita, dewasa dan anak-anak, pria dan pria, dan wanita dan wanita."

(why/isk)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya