Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menyelesaikan lawatannya ke Timur Tengah. Dalam lawatannya tersebut, Jokowi mengunjungi Arab Saudi, Uni Emirate Arab, dan Qatar.
Dalam kunjungannya itu Jokowi mengajak menteri-menteri yang ada di bidang ekonomi seperti Menteri Koordintor Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri PPN/Bappenas Sofyan Djalil.
Bukan tanpa alasan Jokowi mengajak para menteri ekonomi. Dalam lawatannya tersebut Jokowi memiliki misi untuk menjalin kerjasama di sektor ekonomi. Hal itu untuk mendukung daya saing Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Darmin menjelaskan negara-negara di Timur Tengah merupakan negara-negara kaya yang bagi Indonesia sangat potensial untuk menjadi mitra perdagangan dan investasi di Indonesia.
"Di bidang ekonomi, kalian tahu Timur Tengah itu negara yang sebetulnya penduduik tidak banyak, tapi duitnya banyak, oleh karena itu, upaya kita jauh lebih banyak untuk menggalang kerjasama atau dengan otoritas investasi di sana," terangnya di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Dijelaskannya, Presiden Jokowi dan rombongan telah mempresentasikan berbagai proyek strategis yang siap dibangun di Indonesia kepada otoritas-otoritas investasi di ketiga negara tersebut. Tidak hanya kepada otoritas investasi, Jokowi juga mengadakan dialog dengan para pengusaha.
Dari presentasi tersebut, ada beberapa hasil positif yang didapat Indonesia, dimana ada beberapa perushaan dan pengusaha yang menyatakan kesiapan untuk membangun beberapa proyek strategis tersebut.
Darmin mencontohkan, perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco menyatakan minat investasinya di Indonesia untuk membangun kilang minyak, depo (storage) dan sistem distribusinya.
"Jangan lupa, di Timur Tengah selalu ada misalnya Abu Dhabi Investment Otority, Qatar Investmen Otority,itu duitnya banyak sekali," tutup Darmin. (Yas/Gdn)
Menko Darmin: Timur Tengah Itu Warganya Sedikit tapi Kaya
Negara di Timur Tengah merupakan negara-negara kaya yang bagi Indonesia sangat potensial untuk menjadi mitra perdagangan.
diperbarui 16 Sep 2015, 13:41 WIBMenko Perekonomian Darmin Nasution (kanan) bersiap memberi keterangan terkait kebijakan ekonomi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (11/9). Darmin memerinci 134 peraturan dari berbagai kementerian yang telah disederhanakan.(Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Viral Uang Palsu Beredar di Rumah Sakit Gorontalo, Disebut Mirip dengan Upal UIN Makassar
Truk Mundur Tak Kuat Nanjak Diduga Picu Kecelakaan di Tol Cipularang
Gus Baha Ungkap Hal yang Bisa Menyelamatkan Peradaban di Akhir Zaman
39 Sekolah di Kabupaten Bogor Siap Gelar Makan Bergizi Gratis
2 Perkara Pilkada Banjarbaru Teregister di MK, jika PSU Maka Paslon 01 Lawan Kotak Kosong
Pasangan Selingkuh, Apa Boleh Langsung Dicerai Buya?
Exco PSSI Sebut STY Bagian Sejarah, Nasib Shin Tae-yong di Timnas Indonesia Bakal Jelas Siang Ini?
Libur Tahun Baru 2025 Berakhir, 684 Ribu Lebih Kendaraan Kembali ke Jabotabek
3 Pemain Manchester United yang Tak Punya Masa Depan di Awal Tahun 2025
3 Tradisi Unik Suku Muna Sulawesi Tenggara, Salah Satunya Sunat Perempuan
Proses Pembongkaran Lahan Eksekusi PTPN I Diwarnai Provokasi 'Oknum'
Turis Singapura Maafkan Pelaku Pelecehan di Bandung, Minta Kasus Dihentikan