Liputan6.com, Sukadana - Transmigran di Unit Permukiman Transmigran Rantau Panjang, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat yang menjadi korban kebakaran hutan dan lahan, mulai kekurangan pangan. Mereka juga membutuhkan bantuan obat-obatan setelah satu bulan berjuang memadamkan api di desanya.
Kepala Desa Rantau Panjang, Sarkandi menyatakan masyarakat membutuhkan bantuan pangan. Lantaran dalam sebulan terakhir, masyarakat sudah tidak lagi bekerja karena sibuk memadamkan api baik siang maupun malam.
"Masyarakat saat ini mengharapkan bantuan pangan, karena tidak ada pemasukan selama memadamkan api, stok pangan yang ada sudah habis," ungkap Sarkandi seperti lansir Antara di Sukadana, Rabu (16/9/2015).
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di daerah transmigrasi sudah membakar lahan perkebunan yang selama ini menjadi sumber pencaharian mereka. Akibatnya, warga tidak memperoleh pemasukan. Transmigran pun kehabisan stok pangan.
Wakil Bupati Kayong Utara Idrus bersama Asisten II Erwin Sudrajat dan beberapa SKPD meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di 2 UPT yakni Penjalaan dan Rantau Panjang.
Idrus mengatakan kebakaran di Kayong Utara sudah meluas hingga ke kebun-kebun milik masyarakat, mulai dari karet, sawit dan rambutan.
"Kebakaran sudah meluas dan membakar lahan di areal gambut yang sulit dipadamkan, parahnya kebakaran ini juga membakar kebun masyarakat yang selama ini menjadi sumber pemasukan warga di sini," kata Idrus.
Pemkab Kayong Utara akan memberikan bantuan berupa beras dalam waktu secepatnya. Bantuan tersebut akan disistribusikan oleh bidang sosial Dinsosnakertrans Kayong Utara, dan saat ini masih menunggu data jumlah masyarakat yang perlu dibantu yang bersumber dari kepala desa masing-masing, katanya.
Saat ini, lebih dari 500 kepala keluarga di dua desa tersebut sedang berupaya terus untuk memadamkan api, dan tidak sedikit yang sudah mengungsi.
"Kami sudah kerahkan bantuan untuk pemadaman kebakaran itu, termasuk menyiapkan bantuan pangan dan obat-obatan," ujar Idrus. (Bob/Mut)
Korban Kebakaran Hutan di Kalbar Mulai Kekurangan Pangan
Warga terlalu sibuk untuk memadamkan api yang melahap kebun mereka. Akibatnya mereka tidak bekerja.
diperbarui 16 Sep 2015, 12:51 WIBSeorang petugas pemadam dari Kementerian Kehutanan Indonesia, bersama anggota TNI menyemprotkan air ke hutan lahan gambut di Parit Indah Desa, Kampar, Riau, Rabu (9/9/2015). Kebakaran lahan menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah. (REUTERS/YT Haryono)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
OPINI: Manusia Tak Tergantikan Artificial Intelligence, Gimmick atau Fakta?
Arti Mimpi Pacar: Tafsir Lengkap dan Penjelasan Psikologis
Shin Tae-yong Dipecat PSSI, Wamenaker Noel: Semoga Pelatih Baru Bisa Lebih Bagus
Penjualan Kendaraan Listrik di 2025 Bisa Tumbuh 30 Persen
Resep Opor Ayam Kuning Santan Kara: Hidangan Lezat Khas Lebaran
Pedagang Tampan Mirip Jung Hae In Kena Julid Tetangga, Disuruh Pindah Lapak
Kecewa Putusan PSSI, Putra Shin Tae-yong Marah usai Ayahnya Dipecat Timnas Indonesia
Pesawat Etihad Airways Gagal Lepas Landas dan Picu Bandara Melbourne Ditutup, 298 Penumpang Selamat
Lansia Tewas Diinjak-injak Kawanan Gajah Liar, Satgas Tenggamus Datangkan 3 Mahot dari Pesisir Barat
VIDEO: Viral Pria Live Nyanyi di Jalanan Tak Sengaja Rekam Adu Jotos Pengendara di Bandung
Mendag Bongkar Biang Kerok Harga Pangan Masih Mahal Usai Tahun Baru
Park Seo Joon Main Drakor Rom-com Lagi, Kini Jadi Wartawan Hiburan di Waiting for Gyeongdo