Liputan6.com, Batam - Bencana kabut asap dan kekeringan berkepanjangan yang melanda Batam, Kepulauan Riau, membuat warga dan perusahaan air minum menggelar salat istisqa atau salat minta hujan dan doa bersama.
Panitia pelaksana salat istisqo Enriko menuturan, salat dan doa bersama ini bertujuan meminta agar Tuhan segera menurunkan hujan di tanah Batam. "Gelar salat minta hujan ini merupakan upaya kita memohon kepada sang Khalik untuk diturunkan hujan," ujar Enriko usai salat.
Kondisi Batam saat ini, kata Enriko, sangat mengkhawatirkan. Selain dilanda krisis air bersih juga diterpa kabut asap yang merupakan kiriman dari daerah tetangga.
Dalam khotbahnya usai memimpin salat istisqa, Ustaz Mahmud dari Persatuan Mubalig Batam mengatakan, sesungguhnya bencana datang karena diakibatkan oleh manusia.
"Bencana kekeringan, kebakaran sebenarnya akibat. Ulah diri, diri manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap perawatan alam," ujar Mahmud.
Dia menyebut, bencana ini adalah petaka sama ujian, karena itu di dalam salat istisqa dianjurkam memperbanyak pengampunan. "Kita memohon dengan keridhaan dan ampunan-Nya atas waduk-waduk yang kering, kebakaran hutan, dan melemahnya perekonomian segera terselesaikan," tutup Ustaz Mahmud. (Sun/Mut)
Advertisement