Kementan Bakal Bangun 1.000 Unit Toko Tani pada 2016

1.000 unit toko tani tersebut akan dibangun di pasar-pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Sep 2015, 18:07 WIB
Aneka buah dengan harga murah dijajakan saat pasar murah Kemendag berlangsung, Jakarta, Kamis (25/6/2015). Kegiatan ini untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok murah selama Ramadan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bakal membangun 1.000 unit toko tani pada tahun depan guna memangkas rantai pasok (supply chain) produk-produuk pertanian hingga ke tangan konsumen.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan nantinya 1.000 unit toko tani tersebut akan dibangun di pasar-pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Ini rencana tahun depan, 1.000 unit di seluruh Indonesia," ujar Amran di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Dia menjelaskan, tujuan dibangunnya toko tani ini yaitu untuk memangkas rantai pasok produk hasil pertanian seperti beras, cabai, bawang dan lain-lain dari petani ke pasar tradisional. Amran menyatakan selama ini ada rantai pasok yang panjang dalam distribusi produk-produk tersebut sehingga harga jual di pasar menjadi mahal.

"Ini juga jadi stabilisator untuk potong rantai pasok dari 8 titik menjadi 3 titik," lanjutnya.

Menurut dia, ini akan menjadi solusi yang permanen bagi pemerintah dalam rangka mengendalikan harga dan menjaga kestabilan pasokan barang. Sehingga tidak perlu adanya operasi pasar ketika harga merangkak naik.

"Ini solusi permanen. Jangan setiap harga naik kita operasi pasar. Kalau sudah jalan, ini sama dengan operasi pasar setiap hari," kata dia.

Untuk merealisasikan hal ini, Kementan akan menggandeng Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan juga Perum Bulog yang akan membeli produk hasil pertanian dari petani untuk dijual melalui toko tani di pasar tradisional.

"Kementan persiapkan kelompok tani minimal 1.000 kelompok, seperti bawang, cabai, beras. Yang beli adalah Bulog kerjasama dengan Kemendag," ujar Amran. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya