Menteri Susi Gandeng Pengusaha untuk Dongkrak Kualitas Garam

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengungkapkan Indonesia memilih impor garam ketimbang meningkatkan kualitas garam.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Sep 2015, 18:50 WIB
(Foto: M Taufan SP Bustan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dapat memenuhi kebutuhan garam sendiri mengingat Indonesia dianugerahi wilayah pesisir luas dan iklim tropis. Akan tetapi, saat ini kebutuhan garam masih didatangkan dari luar negeri.

Menteri Kelautan dan Perikanan  Susi Pudjiastuti mengungkapkan penyebab utama Indonesia masih impor garam adalah kualitas garam produksi dalam negeri yang masih jauh dari standar. Lantaran, petani garam Indonesia tidak memiliki kecukupan uang untuk meningkatkan kualitas garam dengan menyimpan garam.

"Petani ada kendala tidak punya uang untuk simpan stok. Karena makin lama dia simpan di ladang akan semakin bagus kualitas," kata Susi, di Kantor Kementerian Kelautan Perikanan, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Susi menambahkan, petani garam juga memiliki keterbatasan alat pengolahan garam, jika alat tersebut dapat dimiliki petani, kemungkinan Indonesia tidak lagi jadi negara pengimpor garam karena kualitas garam dalam negeri sudah memadai.

"Sebetulnya kalau kita buka semua lahan yang ada dan tidak perlu impor lagi. Akan tetapi kita belum punya mesin untuk refining nya, untuk memutarkan sekali lagi untuk dapat kualitas," tutur Susi.

Menurut Susi, untuk meningkatkan kualitas produksi garam petani dapat mengandalkan PT  Garam (Persero) yang sudah memiliki alat tersebut yang mengelola 100 ribu ton garam.

"Kalau mereka PT Garam, sudah beli alat satu, paling tidak mereka bisa 100 ribu ton. Kita juga mau undang pengusaha garam untuk masuk," kata Susi. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya