Liputan6.com, Legian - Pergerakannya lincah. Hampir setiap penyerang lawan sulit menembus barisan pertahanan Bali United karena ada orang ini. Ya, dia adalah Bobby Satria, palang pintu terakhir Serdadu Tridatu (sebutan Bali United).
Pemuda kelahiran 24 Agustus 1986 itu bercerita kisahnya tentang kepiawaian mengolah si kulit bundar kepada Liputan6.com secara eksklusif.
Bobby mulai mengenal olahraga yang paling digemari masyarakat dunia itu sejak kelas 5 sekolah dasar. Kala itu, Bobby memilih Sekolah Sepak Bola (SSB) PSTS di kota asalnya, Tabing Padang. Jafri Sastra merupakan pelatih di SSB tersebut.
Dari sentuhan dingin Jafri Sastra kepiawaian Bobby Satria terasah. Benar saja, dia tumbuh dan besar dari sepak bola. Wajahnya kini sering menghiasi layar kaca kala dia menjadi palang pintu terakhir tim asuhan Indra Sjafri. "Keluarga mendukung karir saya," ucap Bobby.
Karirnya pun moncer. Sebelum menjadi kapten di Bali United, anak pasangan Nasrun dan Misnaini ini melanglang buana ke sejumlah klub elit di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Suami dari atlet PON tenis meja Jawa Barat di Riau, Riri Syahrani itu tercatat pernah merumput untuk Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, PSPS Pekanbaru, Persikabo Bogor dan kini di Bali United.
Lantaran pembawaannya yang tegas, penyuka martabak Mesir itu dipercaya Indra Sjafri sebagai kapten Bali United. Ayah dari Quinara Safa Satria itu berharap dapat memberikan kontribusi positif secara berkesinambungan bagi klub kebanggaan warga Bali tersebut. Namun, ada satu hal yang belum bisa diraihnya.
"Kalau ada rezekinya, saya berharap bisa membela Timnas Indonesia," demikian Bobby.
Sial bagi Bobby. Dia tidak bisa memimpin rekan-rekannya saat Bali United menghadapi Arema Cronus di Kanjuruhan, Malang pada babak 8 besar Piala Presiden, Sabtu (19/9/2015) lantaran akumulasi kartu kuning. (Jnp/Ary)
Baca juga:
Advertisement
6 Pesepakbola Eropa yang Bikin Hati Wanita Indonesia Lumer
Tiba di Markas PSMS, Trofi Piala Kemerdekaan Rusak