Liputan6.com, Mekah - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin beserta rombongan yang terdiri dari anggota Amirul Hajj menggelar pertemuan dengan pihak muasasah. Pertemuan ini intinya adalah pemerintah Indonesia ingin mendapatkan kejelasan terkait persiapan puncak ibadah haji 2015 di Arafah, Mudzalifah dan Mina (Armina).
Dalam pertemuan tersebut, menurut Menag, Ketua Muasasah telah memberikan beberapa informasi bahwa akan ada perubahan peningkatan pelayanan. Yakni dengan adanya pengadaan karpet baru, penyejuk udara dan konsumsi. Termasuk, ekstra makanan untuk mengantisipasi kekurangan konsumsi untuk jemaah haji.
"Dengan keterangan itu kita meyakini bahwa kualitas penyelenggaraan haji tahun ini bisa lebih baik, karena peningkatan itu harus bisa direalisasikan sesuai dengan janji-janji mereka," ucap Lukman Hakim di Arafah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (16/9/2015).
Terkait dengan antisipasi cuaca yang ekstrem, pihak muasasah terus berkoordinasi dengan otoritas setempat, yakni pemerintah Arab Saudi. Mereka juga akan terus rutin menginformasikan perubahan cuaca kepada pemerintah Indonesia melalui Kepala Daerah Kerja Mekah Arsyad Hidayat.
"Jadi mereka terus memantau, mereka juga menyiapkan 250 bus cadangan untuk mengantisipasi kalau-kalau evakuasi diperlukan dan ini hanya antisipasi saja," kata Menag.
Saran kepada Jemaah
Di Arafah nanti, Lukman Hakim menyarankan, setiap anggota jemaah cukup membawa tas dan tidak perlu koper yang besar. Sebab, jemaah haji akan tinggal di Arafah hanya semalam dan di Mina 2 atau 3 malam.
"Jadi saya pikir semua jemaah sudah diinformasikan oleh ketua kloter melalui ketua rombongan dan ketua regu," papar Menag.
Advertisement
Hal senada dikatakan Ketua Muasasah Asia Tenggara Mohamed Amin Hasan Adergiri bahwa tahun ini seluruh jemaah haji Indonesia akan menggunakan penyejuk udara dan akan mendapatkan karpet serta toilet akan dibuat lebih bagus dan lebih baik dari tahun yang kemarin.
Disinggung soal antisipasi cuaca, menurut Amin Hasan, pihaknya sudah menyiapkan 250 orang untuk menjaga jemaah haji kalau datang hujan atau badai. Selain itu juga akan disediakan tempat berkumpul.
Ia menambahkan, muasasah juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang akan menyediakan 25 ambulans.
"10 Hari ke depan pemerintah Indonesia akan diberi prakiraan cuaca. Untuk tenda di Arafah konstruksi pemasangan tenda sudah disiapkan dan langsung didirikan 2-3 hari selesai," ujar Amin Hasan dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Larangan Mobil Kecil
Terhitung mulai 3 Zulhijah 1436 Hijriyah atau Kamis 17 September 2015, mobil pribadi dilarang masuk Mekah. Larangan tersebut disampaikan melalui pesan singkat elektronik kepada para pemilik nomor telepon genggam dari berbagai operator di Arab Saudi.
"Kepada seluruh penduduk asli dan mukimin Arab Saudi (ekspatriat), diberitahukan bahwa mulai Kamis 3 Zulhijah 1436 H sejak fajar, mobil-mobil pribadi (mobil kecil) tidak diperkenankan masuk ke Kota Makkah Al-Mukarramah selama bulan Zulhijah. Kota Mekah sepenuhnya akan dipersiapkan untuk penyelenggaraan ibadah haji tahunan dan hanya mereka yang memegang izin berhaji yang bisa memasuki Kota Mekah," demikian bunyi pesan singkat yang disebar Kementerian Pertahanan Dalam Negeri Arab Saudi pada Rabu 16 September 2015.
Hudi Nawin, salah seorang mukimin di Jeddah menyatakan, para penduduk Jeddah yang ingin ikut berhaji biasanya memilih masuk ke Mekah sebelum Zulhijah. Mereka akan tinggal di tempat kerabat atau keluarga mereka di Mekah sambil menunggu pelaksanaan puncak haji.
"Kalau sudah masuk bulan haji, hanya mereka yang punya izin yang bisa masuk Mekah," ucap Hudi kepada Liputan6.com.
Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi Nurul Badruttamam menambahkan, sebenarnya pintu-pintu perbatasan masuk ke Mekah sudah diperketat sejak 1 Zulhijjah atau Selasa 15 September 2015.
Petugas patroli dan tentara bahkan sudah ditempatkan di titik-titik masuk Mekah di Al-Shumaisi, Al-Qaqiah, dan Al-Taniem. Pemeriksaan di pos-pos pemeriksaan Al-Mahamadia, Al-Hada, Akher, dan Al-Asher pun dilakukan secara cermat.
"Mobil dan orang yak tak punya izin akan diamankan di pos-pos pemeriksaan itu," papar Nurul.
Pos Pemeriksaan Diperketat
Adapun situs berita Arab News melansir pernyataan sejumlah pejabat keamanan yang berwenang di Arab Saudi. Kepala Polisi Taif Abdul Rahman Salem A Thamali yang juga Komandan Pengawasan Pos Pemeriksaan setempat menegaskan, polisi tidak akan membedakan antara warga negara asli dan ekspatriat. Petugas di berbagai pos pemeriksaan bertanggung jawab untuk memeriksa semua mobil yang akan melakukan perjalanan ke Mekah.
Ajam Rasyid, penduduk asli Jeddah yang ditemui Liputan6.com di dekat Hotel Al-Aseer di Distrik Al-Nuzha mengatakan, larangan mobil-mobil pribadi masuk ke Kota Mekah sudah merupakan hal yang biasa setiap tahun. Hanya saja, kata dia, tahun ini pengamanan masuk ke Kota Mekah diprediksi lebih ketat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Mungkin banyak isu soal keamanan menjelang musim haji tahun ini," kata Ajam tak menyebut spesifik isu keamanan yang dimaksudnya.
Ajam melanjutkan, peringatan larangan masuk ke Kota Mekah juga sudah disebarkan melalui media massa setempat. Dalam pengumuman tersebut, pemerintah juga menyebutkan petugas keamanan akan menangkap para pelanggar aturan haji dan menyita kendaraan mereka.
"Biasanya, kendaraan yang disita baru bisa diambil setelah musim haji selesai," pungkas Ajam. (Ans/Nda)
Advertisement