Liputan6.com, Jakarta Banyak yang belum mengetahui penyakit Alzheimer. Namun lewat sebuah novel berjudul 'Still Alice' karya Lisa Genova, pembaca bisa mendapatkan gambaran mengenai penyakit degeneratif ini terjadi pada seseorang.
Novel ini mengisahkan seorang psikolog kognitif cerdas sekaligus ahli linguistik terkemuka bernama Dr. Alice Howland. Di bagian awal menceritakan bagaimana Alice bisa seharian mengobrak-abrik rumah dan kantor demi mencari charger ponselnya. Ternyata saat malam hari ia menemukan di soket samping tempat tidurnya. Lupa atau pikun merupakan gejala awal Alzheimer.
Advertisement
Cerita terus berlanjut hingga akhirnya ia memeriksakan dirinya ke dokter dan mendapati fakta di usia menginjak 50 tahun ia menderita serangan dini Alzheimer. Ia pun harus berjuang keras menghadapi perubahan dalam hidupnya dan hubungan dengan keluarga dan dunia akibat penyakit ini.
Berbagai gejala umum pada pasien Alzheimer nampak jelas digambarkan dalam novel yang diterbitkan Esensi ini. Sang penulis Lisa Genove yang merupakan ahli saraf yang senang menulis sehingga ia sangat mengetahui detil kejadian yang biasa terjadi pada penyakit yang biasa mendera mereka di usia lanjut dan sebagian besar perempuan ini.
Dalam peluncuran buku 'Still Alice' edisi Bahasa Indonesia pada Rabu, 16 September 2015 turut hadir Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, DY Suharya. Suharya sangat mendukung kehadiran buku ini terlebih bisa membuat orang lain mengetahui yang terjadi pada pasien Alzheimer serta orang-orang yang merawatnya.
"Selain itu, di akhir buku ini juga ada beberapa lembar mengenai cari mengurangi risiko Alzheimer dan mengenali gejala Alzheimer. Serta ada daftar tempat untuk memberikan informasi jika ada di sekitar kita mengalami Alzheimer tahu harus kemana," terang DY dalam acara yang digelar di Gramedia Matraman, Jakarta ini.
Turut hadir juga dokter spesialis saraf dari Departemen Neurology Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Yuda Turana. Ia mengatakan betapa pentingnya menjaga gaya hidup sehat demi menghindari penyakit yang belum ada obatnya ini. Seperti menghindari rokok, berolahraga rutin setiap hari sekitar 30 menit setiap hari, dan bersosialisasi.