Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) meminta para pengembang memanfaatkan momen ekonomi melambat disertai penurunan harga material untuk membangun rumah. Hal ini menguntungkan karena beban yang dikeluarkan pengembang menurun.
"Persoalannya di tanah, jarang harga tanah turun. Kondisi material turun kalau ada pengembang bangun," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PU-Pera Syarif Burhanudin, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Advertisement
Dia mengatakan, sektor properti merupakan sektor yang menopang ekonomi nasional lantaran banyak sektor yang terkait dan diuntungkan dengan pembangunan perumahan. Berdasarkan data Universitas Indonesia (UI) ada sebanyak 174 industri terkait jika pembangunan perumahan digenjot.
"Kita tentu sadar kalau beli rumah akan beli piring, tempat sampah, sendok pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi belum sektor lainnya," kata Syarif.
Imbas lainnya, dia menuturkan pembangunan rumah mendorong terciptanya lapangan kerja."Tenaga kerja meningkat, rumah tipe 36 saja butuh 6 orang, butuh semen 350 kg, besi 380 kg. Dan tadi saya katakan kondisi sekarang harga semen turun, baja di Krakatau Steel turun 50 persen kalau pengembang manfaatkan ekonomi turun justru keuntungan besar," ujar dia.
Untuk mendorong pembangunan rumah, pemerintah sendiri telah mencanangkan program sejuta rumah. Ada pun komposisinya, sebanyak 603.516 untuk rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 396.484 unit untuk non MBR. Hingga September 2015, proyek sejuta rumah hampir menembus 50 persen yakni sebanyak 493.553 unit. (Amd/Ahm)