Liputan6.com, Washington - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol pada Kamis (17/9/2015). Keputusan ini diambil karena The Fed memperhitungkan dampak kondisi keuangan yang ketat dan perlambatan ekonomi global ke perekonomian Negeri Paman Sam tersebut.
Dilansir dari New York Times, Jumat (18/9/2015), keputusan The Fed, yang sesuai dengan ekspektasi investor tersebut menunjukkan para pejabat Bank Sentral masih kurang percaya diri mengenai penguatan ekonomi AS meski selama delapan tahun telah berupaya membangkitkan ekonomi AS dari keterpurukan saat krisis.
"Perkembangan ekonomi dan keuangan global terbaru dapat menahan kegiatan ekonomi AS dan cenderung memberikan tekanan lebih lanjut ke inflasi dalam waktu dekat," kata The Fed dalam sebuah pernyataan usai Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menggelar pertemuan dua hari.
The Fed masih berencana untuk menaikkan suku tahun ini, menurut proyeksi ekonomi terbaru yang diterbitkan pada hari Kamis. Sekitar 13 dari 17 anggota komite memperkirakan Bank Sentral AS akan menaikkan suku setidaknya 25 basis poin.
Sedangkan enam anggota komite memprediksi angka kenaikan suku bunga akan lebih besar. Komite pengambil kebijakan dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada Oktober dan Desember 2015.
"Pemulihan ekonomi AS dari resesi besar telah mengalami kemajuan yang pesat dan pengeluaran domestik yang cukup kuat menjadi landasan The Fed untuk menaikkan suku bunga," kata Gubernur The Fed, Janet Yellen dalam konferensi pers setelah rilis pernyataan.
Namun, lanjut Yellen, tingginya ketidakpastian dari kondisi global dan angka inflasi membuat The Fed harus menunggu lebih banyak bukti soal penguatan ekonomi AS, termasuk pertumbuhan pasar tenaga kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri The Fed dalam menaikkan suku bunga.
Advertisement
Masalah ekonomi China dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara lainnya merupakan alasan penting The Fed memilih untuk menunda menaikkan suku bunga. Tapi dia mengatakan kekhawatiran The Fed tidak harus dibesar-besarkan.
Perkembangan pasar tenaga kerja sudah meningkat sejak pertemuan Juli lalu. Meski begitu, tingkat inflasi menjadi rujukan paling utama dari The Fed
Namun, para pejabat The Fed memperkirakan suku bunga acuan akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 2,6 persen pada akhir 2017.
Sebelumnya, Goldman Sachs memprediksi The Fed akan menunda kenaikan suku bunga hingga Desember 2015. Analis Goldman Sachs David Kostin memperkirakan kenaikan suku bunga kemungkinan dilakukan pada Desember. (Ndw/Igw)