Liputan6.com, Jakarta Seorang balita, Amethyst Santos kini mulai bisa tersenyum karena penyakit yang dideritanya, oromandibular limb hypogenesis syndrome diselesaikan oleh dokter. Bibir dan rahangnya menyatu sehingga bocah berusia 3 tahun ini kesulitan makan dan bicara. Tak hanya itu, Amethyst juga tidak memiliki lengan dan kaki.
Amethyst saat ini masih berada pulih dari operasi kedua-bedah rekonstruksi pada rahangnya dan dia bersemangat untuk menikmati makanan pertamanya.
Advertisement
"Kemarin saya bilang, mulutnya akan dibuka dan dia bisa makan normal seperti eskrim. Lalu dia bertepuk tangan dan bilang 'yeheey'," kata ibunya, Estrellita, dikutip Dailymail, Jumat (18/9/2015).
Operasi ini memang dinantikan Amethyst sejak 3 tahun lalu. Sejak lahir dia memiliki komplikasi kompleks yang memengaruhi 1,5 juta anak di dunia.
Menurut Estrellita, sejak hamil, dia kerap mengalami pendarahan. Dan setelah lima bulan, anggota tubuhnya belum juga terbentuk. Jadi dokter menyadari akan kekurangan Amethyst sedari dalam kandungan.
Kepala bedah operasi plastik di Filipina Anak Medical Center, Dr Taps Gurango mengatakan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki gizinya. Dia harus makan melalui tabung yang dimasukkan ke hidung.
"Amethyst lahir dari keluarga yang sangat religius dan mereka menyadari bayi ini akan mengubah hidup mereka dan mereka menjalaninya dengan baik. Dia juga anak yang menyenangkan," kata Taps.
Butuh waktu tiga tahun sampai dokter puas menilai tubuh kecil cukup kuat untuk menjalani operasi yang rumit sehingga bibir dan tulang rahangnya dapat dipisah dari pangkal mulutnya.
Setelah delapan jam operasi, mulut Amethyst sebagian terbuka, tapi tubuh kecilnya masih merasa kesakitan. "Setelah operasi, dia tidak bisa bicara, dia tidak bisa mengeluh, tapi kita bisa merasa kesakitan," ujar ayahnya, Rolando."
"Saya benar-benar berharap mulutnya benar-benar terbuka sehingga saya dapat mendengarnya berbicara dengan jelas. Tapi perlu operasi lagi untuk menggantikan giginya," kata Rolando.
Meski operasi masih berjalan, keluarga ini tetap bersyukur memiliki anak yang tabah.