Liputan6.com, Jakarta Korean Wave atau biasa dikenal dengan Hallyu yang mulai merebak beberapa tahun belakangan ini mampu menguasai industri hiburan dunia. Sejumlah agensi artis terkenal di Korea berlomba-lomba memberikan performa terbaik dari artis-artis yang mereka bina.
Para pecinta K-pop mungkin tidak asing lagi mendengar nama SM Entertainment. Salah satu agensi terbesar di Korea Selatan yang dipimpin oleh Lee Soo Man itu, telah mampu menembus pasar internasional dengan artis asuhannya, di antaranya Kangta, BoA, Super Junior, TVXQ, SHINee, f(x), EXO, SNSD dan Red Velvet.
Advertisement
SM Entertainment memiliki satu label bernama SM TOWN. Tidak hanya label rekaman, perusahaan ini juga mengoperasikan bidang lain seperti agen pencarian bakat, biro perjalanan, produksi film, dan masih banyak lagi.
Setiap tahunnya, artis-artis asuhan SM Entertainment ini berkumpul dan berkolaborasi tampil dalam festival SM TOWN yang beraksi di sejumlah negara seperti Jepang, Hongkong, Taiwan, Indonesia, hingga New York. Ini adalah kali pertamanya sebuah agensi melakukan konser tur dunia bersama dan ditonton lebih dari satu juta penonton dunia.
Melalui konser akbar ini juga semua artis asuhan SM melakukan reuni. Pasalnya, di kehidupan sehari-hari, mereka jarang sekali dipertemukan dalam acara yang sama karena jadwal yang padat. Tak heran, saat SM TOWN diadakan, mereka seperti saling melepas rindu.
Pertama kali melihat judulnya mungkin kita akan mengira SM TOWN THE STAGE ini hanya sekedar film dokumenter sebuah konser. Menampilkan rangkuman aksi-aksi para artis idola asuhan agensi SM Entertainment di atas panggung konser megah berdurasi 2 jam.
Namun nyatanya melalui film ini, terungkap banyak hal dan fakta yang belum pernah diketahui publik sebelumnya, yaitu tentang cinta dan kerja keras.
Film dokumenter dalam SM Town yang dilangsungkan di Tokyo, 2014. Pertunjukan dibuka dengan penampilan grup EXO yang membawakan lagu Wolf. Bagi para artis SM, konser ini memberi tantangan tersendiri kala mereka harus tampil di hadapan ribuan para penggemar dari idola yang berbeda-beda.
Tampak di bangku penonton persaingan warna lighstick dari berbagai fandom alias kelompok fans. Merah untuk TVXQ, biru safir untuk Super Junior, biru laut untuk SHINee, pink untuk SNSD dan yang lainnya. Mereka berlomba-lomba membuat lautan warna untuk mendukung idola favoritnya saat tampil di panggung.
Untuk yang satu itu, jelas fandom TVXQ masih unggul kemudian disusul Super Junior, SNSD dan SHINee. Hal ini membuat grup-grup yang baru bergabung seperti EXO dan khususnya Red Velvet, termotivasi untuk bisa meraih popularitas seperti para seniornya.
Festival ini juga mencoba menekankan interaksi dengan penonton melalui permainan visual dan teknis panggung yang canggih. Ada kalanya para idol dibawa berjalan mengitari penonton dengan sebuah panggung mini. Hal ini bertujuan agar tidak hanya penonton yang berada di bagian depan saja yang dapat melihat idola-idola ini beraksi.
Tentunya aksi panggung luar biasa mereka didasari dengan latihan dan pemanasan yang dilakukan beberapa jam atau sehari sebelum acara berlangsung. Semua artis besutan SM selalu ingin tampil total di setiap penampilannya. Itulah sebabnya, saat gladi bersih mereka tetap seratus persen mengerahkan tenaga dalam setiap nyanyian maupun koreografi.
Setiap artis asuhan SM Entertainment terkenal memiliki jenis lagu dan koreografi yang khas sehingga mudah dikenal dan dihapal. Contohnya dalam lagu SHINee berjudul "Lucifer", ada satu gerakan utama saat kedua tangan direnggangkan, tangan dan telunjuk kanan mengarah ke atas sementara tangan dan telunjuk kiri ke bawah.
Budaya Kekeluargaan
Kesuksesan dan kepopuleran TVXQ, SuJu, SHINee, SNSD dan yang lainnya tidak serta merta mereka dapatkan dengan mudah. Sebelum menjadi anggota grup, semua personel harus menjalani masa pelatihan yang tidak sebentar.
Di film ini diselipkan kilas balik perjuangan para idola sebelum menuju kesuksesan. SNSD salah satunya. Tayeon dkk harus melalui masa pelatihan yang cukup panjang sebelum SM mengumumkan personel resmi SNSD di tahun 2007. SNSD yang kini tersisa delapan anggota, sukses membuat para penonton hening dan haru saat membawakan lagu debut merek bertajuk Into The New World.
SM Entertainment dikenal menanamkan jiwa kekeluargaan yang tinggi sehingga tidak ada kesenjangan antar group idola asuhannya baik junior maupun senior. Meski secara profesional mereka harus berlomba-lomba meraih popularitas, tapi di balik semua itu mereka layaknya kakak-beradik yang saling mendukung dan memberi masukan satu sama lain. Para idola ini bahkan tidak ada yang kecewa atau iri ketika grup SM yang lain lebih unggul dari mereka.
"SHINee selalu tampil total, mereka senang tampil," ujar para personel SNSD dan Super Junior sembari ikut bergoyang mengikuti irama lagu SHINee dari balik panggung
Sebagai agensi yang sudah go international, SM juga mengedepankan perbedaan budaya. Setiap tahunnya SM Entertainment mengadakan audisi global di puluhan negara. Terbukti kini SM memiliki artis asuhan dari Tiongkok seperti Henry, Zhoumi, Lay dan Zhang Li Yin. Bisa jadi ke depannya akan ada warga negara Indonesia yang menjadi artis SM.
Keberhasilan dan kepopuleran yang diraih ini rupanya membawa kebanggaan tersendiri di hati para artis SM. Pasalnya, ketika para penggemar telah mencintai para idol ini, mereka juga mulai mencintai budaya dan bahasa Korea.
Pengorbanan, perjuangan, tenaga dan airmata yang selama masa pelatihan dikerahkan, terbayarkan sudah. Namun, meski pertunjukan telah usai, kerja keras para idola ini harus tetap berlanjut untuk menghibur para penggemarnya di berbagai belahan dunia.
Sebagaimana tersirat di lagu penutup pertunjukan berjudul "Hope". Lagu ini mengisyaratkan agar tetap semangat dan bangkit dalam kondisi apapun.
SM TOWN THE STAGE merupakan film dokumenter dari rangkaian konser tur dunia ke-4 SM TOWN. Film ini tayang di Indonesia mulai 18-20 September 2015 hanya di CGV Blitz, 4DX, Platinum dan Cinemaxx. (Eka/Ade)
Baca Juga
Advertisement