Cegah Jemaah Haji Sakit di Arafah, BPIH Tambah 9 Pos Kesehatan

Di pos tersebut akan ditempatkan dokter, dokter spesialis, perawat, surveillance dan apoteker. Juga dilengkapi 2 bed.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Sep 2015, 07:48 WIB
Seorang petugas mendorong tempat tidur di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah. BPHI akan melayani kesehatan calon haji Indonesia yang mulai akan masuk Makkah 1 November.(Antara)

Liputan6.com, Mekah - Menjelang pelaksanaan puncak haji atau wukuf di Padang Arafah yang berlangsung pada Rabu 23 September 2015, Pengendali Teknis Kesehatan Arafah dr Purwakaning Purnomo Agung mengatakan, pihaknya akan membuka 9 pos pelayanan kesehatan tambahan bagi jemaah haji Indonesia.

Di pos tersebut akan ditempatkan dokter, dokter spesialis, perawat, surveillance dan apoteker. "Kami juga libatkan tenaga musiman atau temus sebagai tenaga evakuasi tanpa alat (tepa) dan tenaga pengantar obat (tepat)," ujar Agung.

Masing-masing pos pelayanan kesehatan dilengkapi dua tempat tidur (bed). Sehingga nantinya akan ada 18 bed yang tersedia. Bed tambahan ini akan menambah kapasitas Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Arafah yang hanya memiliki 10 bed.

Agung mengatakan, tugas terpenting timnya yakni mencegah jemaah jangan sampai sakit saat wukuf di Arafah mengingat suhu di Arafah diprediksi sekitar 40-45 derajat celcius.

"Sosialisasi terus kita lakukan, terutama imbauan agar jemaah banyak minum sehingga cairan yang hilang melalui keringat itu bisa tergantikan. Selain itu, jemaah disarankan makan kurma untuk sumber energi dan glukosa yang cepat diserap tubuh, sehingga jemaah yang lemas itu cepat segar lagi," terang Agung seperti dikutip dari kemenag.go.id, Senin (21/9/2015).

Dia menjelaskan, dalam kondisi normal tiap hari seseorang harus minum minimal 2 liter air. Sehingga diharapkan, jemaah sebelum berangkat wukuf bisa mempersiapkan dan membawa air minum agar tidak mengalami dehidrasi.

Selain membuka 9 pos pelayanan kesehatan tambahan, Agung mengungkapkan, pihaknya juga meluncurkan program OTW atau obat tepat waktu.

Dalam program ini, jemaah haji yang sudah sakit seperti darah tinggi, diabetes dianjurkan untuk meminta obat ke dokter kloter. Selanjutnya, dokter akan melanjutkan ke sektor dan diteruskan ke BPHI.

"Obat itu akan kita cukupi. Harapannya, jemaah yang sakit obat-obatannya tercukupi selama tinggal di Arab Saudi hingga pulang ke Tanah Air. Kita juga waspadai penyebaran virus MERS-CoV dengan cara meminta jemaah memakai masker," jelas Agung.

Agung menambahkan, pihaknya juga sudah menyiapkan langkah penanganan jika sewaktu-waktu terjadi bencana seperti banjir dan badai. "Sudah kita siapkan bekerjasama dengan tim perlindungan jemaah atau linjam," pungkas Agung. (Sun/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya