Sisa Kebakaran Hutan di Riau Kembali Membara

Setelah 5 hari berkurang, kebakaran hutan dan lahan di Riau serta Pulau Sumatera kembali naik.

oleh M Syukur diperbarui 21 Sep 2015, 17:25 WIB
Pemandangan lahan yang terbakar dari atas helikopter di Pelalawan, Provinsi Riau, Kamis (17/9/2015). Asap dari kebakaran hutan ini mengakibatkan aktivitas warga Riau dan sekitarnya terganggu (AFP Photo/Adek Berry)

Liputan6.com, Pekanbaru - Meski kabut asap sudah menipis di Riau, ternyata hotspot atau titik panas di Bumi Lancang Kuning meningkat tajam ketimbang beberapa hari terakhir.

Kebakaran hutan kembali marak, termasuk di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan. Api yang menyala merupakan sisa kebakaran yang sebelumnya sudah padam.

"Pembakaran hutan dan lahan di Riau serta Pulau Sumatera kembali naik, setelah 5 hari terjadi penurunan. Titik api paling banyak terdeteksi di Provinsi Riau," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Pekanbaru, Riau, Senin (21/9/2015) sore.

Menurut Sutopo, kebakaran hutan dan lahan di Riau terjadi di Kabupaten Pelalawan, Kampar dan Indragiri Hilir. Titik panas sebagai indikasi kebakaran juga terpantau membara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

Titik Panas Baru

Sutopo menyebutkan, ada dua hal penyebab kebakaran kembali muncul. Salah satunya, api yang awalnya sudah padam kemudian menyala lagi. Yang kedua karena pembakaran baru.

Di Sumatera, tambah Sutopo, terpantau 399 titik. Jumlah ini tersebar di Jambi 39, Kepulauan Bangka Belitung 19, Kepulauan Riau 1, Lampung 20, Riau 189, Sumatera Barat 2, Sumatera Selatan 124, Sumatera Utara 5. Sementara di Kalimantan 208 titik tersebar di Kalimantan Barat 11, Kalimantan Selatan 6, Kalimantan Tengah 154, Kalimantan Timur 33, dan Kalimantan Utara 4.

"Meski demikian, jarak pandang jauh lebih membaik. Di Pekanbaru 6.000 meter, Padang 4.000 meter, Palembang 2.000, Pontianak 2.000 dan Ketapang 1.200. Sementara beberapa wilayah, masih berkisar ratusan meter," ujar Sutopo.

Kualitas Udara

Tak hanya jarak pandang, kualitas udara di Pekanbaru sudah berangsur membaik dan berada di level sedang. Sementara di Palembang tidak sehat, Pontianak sedang dan Banjarbaru sedang.

"Untuk pemadaman darat terus dilakukan dengan mengerahkan sekitar 12.000 personel dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri dan lainnya di 6 provinsi. Pemadaman udara dilanjutkan menggunakan 17 helikopter untuk water bombing dan 4 pesawat untuk TMC," ungkap Sutopo.

Selain pemadaman kebakaran hutan dan lahan, penegakan hukum terus dilakukan oleh Polri dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Di Kalimantan Tengah ada 48 kasus yang ditangani. Dari jumlah itu, ada 3 korporasi dalam penyelidikan dan 45 tersangka.

"Sedangkan di Riau sudah ada 21 korporasi dalam penyelidikan dan 47 orang tersangka. Sedangkan di Sumatera Selatan ada 4 korporasi dan 26 orang tersangka. Terakhir di Jambi dengan 27 orang tersangka," pungkas Sutopo. (Ans/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya