Chandra Asri Petrochemical Umumkan Shutdown 90 Hari

Penghentian sementara tersebut berlangsung kurang lebih selama 90 hari mulai dari tanggal 25 September 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Sep 2015, 21:10 WIB
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Liputan6.com, Jakarta - Proyek ekspansi Naphtha Cracker milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) bernilai sekitar US$ 380 juta yang pembangunannya dimulai pada bulan September 2013 mendekati tahap penyelesaian.  Untuk mengintegrasikan dan tie-in kapasitas ekspansi baru dengan fasilitas yang ada, Chandra Asri Petrochemical akan menghentikan sementara (shutdown) operasi pabrik Crackernya terutama Ethylene, Polyethylene, dan Butadiene.

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi menjelaskan, penghentian sementara tersebut berlangsung kurang lebih selama 90 hari mulai dari tanggal 25 September 2015.

"Pasca selesainya proses tie-in yang ditargetkan pada bulan Desember, kapasitas produksi Naphtha Cracker Chandra Asri Petrochemical akan meningkat hingga 43 persen," jelasnya seperti dikutip dalam keterangan pers, Senin (21/9/2015).

Dengan adanya ekspansi tersebut dapat mengangkat produksi tahunan Ethylene dari 600 KTA (Kilo Ton per Tahun) menjadi 860 KTA, Propylene dari 320 KTA menjadi 470 KTA, Py-Gas dari 280 KTA menjadi 400 KTA, dan Mixed C4 dari 220 KTA menjadi 315 KTA.

Selain tie-in, Chandra Asri Petrochemical juga akan melakukan Turn-Around Maintenance (TAM) terjadwal atas fasilitas pabriknya selama periode shutdown. TAM diperlukan untuk meningkatkan keandalan dan kinerja pabrik agar berjalan optimal dan aman.

Chandra Asri Petrochemical melakukan TAM secara rutin setiap empat tahun dan terakhir kali TAM dilakukan di tahun 2011. Selama proses tie-in/TAM, fasilitas pabrik hilir CAP lainnya yaitu Polypropylene dan Styrene Monomer akan tetap beroperasi.

Sejalan dengan strategi bisnisnya, Chandra Asri Petrochemical yakin bahwa ekspansi dan modernisasi Cracker akan melambungkan fasilitas Cracker CAP setara dengan ukuran skala dunia dan menjadikan landasan bagi pertumbuhan CAP di masa mendatang dalam industri petrokimia Indonesia. (Fik/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya