Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan teknologi 3D printer di bidang kesehatan, termasuk untuk organ tubuh manusia, tampaknya akan semakin menjanjikan. Salah satunya adalah penelitian yang baru saja dilakukan oleh beberapa ilmuwan di Amerika Serikat.
Mengutip laman BGR, Sabtu (26/9/2015), gabungan ilmuwan dari University of Minnesota, Virginia Tech, University of Maryland, Pricenton University, dan Johns Hopkins University, berhasil menemukan cara menggunakan 3D printer untuk memperbaiki saraf yang rusak.
Lewat penelitian yang telah dilakukan, para ilmuwan tersebut berhasil mengembalikan kemampuan berjalan seekor tikus setelah 10 hingga 12 minggu menggunakan saraf hasil cetak 3D yang diimplan ke dalam tubuhnya.
Keberhasilan penelitian ini juga menjadi kali pertama sebuah saraf dengan bentuk rumit dapat ditumbuhkan kembali. Sebelumnya, hanya saraf-saraf dengan bentuk lurus yang bisa diregenerasi.
"Keberhasilan penelitian ini menjadi bukti signifikan bahwa saraf dari hasil cetak 3D dapat membantu regenerasi kerusakan saraf kompleks," ujar Professor Michael McAlpine, Ketua Penelitian dari University of Minnesota.
McAlpine juga berharap bahwa suatu saat nanti akan ada 3D scanner dan printer di rumah sakit yang dapat langsung 'mencetak' saraf untuk memperbaiki fungsi saraf yang rusak.
Para ilmuwan memang tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya teknologi ini dapat digunakan untuk manusia. Namun, masih diperlukan penelitian lanjutan, termasuk memetakan sistem saraf manusia, sebelum teknologi ini benar-benar dapat digunakan.
(dam/cas)
Advertisement