Liputan6.com, Khartoum - Tim arkeolog dari British Museum menemukan sebuah piramida di Sudan, setelah melakukan ekskavasi sejak 1998 atau sekitar 17 tahun. Piramida tanpa nama itu berhasil digali dari sebuah kota kuno bernama Gematon, Sudan.
Yang cukup mengerikan, dari reruntuhan piramida yang diperkirakan berusia lebih dari 2.000 tahun itu, arkeolog menemukan beberapa makam kuno yang salah satunya menjadi tempat pemujaan Dewa Osiris.
Advertisement
Berdasarkan buku kuno Mesir, Osiris adalah dewa kematian atau maut mereka.
Dilansir dari Daily Mail, terdapat sebuah meja pemujaan bergambar seorang imam atau pendeta tengah memberikan dupa kepada Dewa Osiris. Sosok dewa digambarkan sebagai pria berjanggut Firaun duduk sambil memegang kait dan cambuk.
Meja itu ditemukan di bawah piramid.
Di belakang Osiris, Dewi Isis juga menyuguhkan persembahan untuk sang dewa. Isis adalah dewi 'ibu' dari alam dan ilmu sihir, yang juga saudara kembar dan istri Osiris.
Menurut tim arkeolog British Museum, piramida itu dibuat oleh kerajaan Kush untuk kuburan sekitar tahun 800 sebelum masehi. Kerajaan kuno tersebut berpusat di muara sungai Nil yang kini menjadi Sudan.
Menariknya, kerajaan Kush disebut memiliki kebiasaan membangun piramida berbeda dari Mesir.
"Bangsa Kush membangun piramida tidak hanya untuk bangsawan, berbeda dengan bangsa Mesir kuno," ujar Derek Welsby, salah satu arkeolog.
Lebih lanjut, arkeolog percaya bila meja pemujaan dewa Osiris dipercaya menjadi milik seorang bangsawan Kerajaan Kush yang juga pemuja Osiris. Keberadaan meja Osiris itu juga menjadi tanda bila makam tersebut adalah milik bangsawan penting Kerajaan Kush.
Total dalam 17 tahun, tim arkeolog British Museum telah berhasil menemukan 16 buah piramida di Sudan. Piramida terbesar mempunyai tinggi 13 meter dengan panjang sisi-sisinya 11 meter.
(Dsu/Tnt)