Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan memecah konsentrasi barang (kontainer) di Pelabuhan Tanjung Priok untuk mengurangi waktu bongkar muat/dwelling time. Karena itu, langkah yang ditempuh ialah dengan mengoptimalkan peran Cikarang Dry Port.
Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa, Agung Kuswandono, menerangkan optimalisasi yang dimaksud ialah dengan menarik kontainer ke Cikarang Dryport untuk penyelesaian izin.
Advertisement
"Kalau kereta jadi, tugasnya Bea Cukai menarik kontainer dikeluarkan di Tanjung Priok, sebagian akan diperiksa di Cikarang Dry Port. Di sana sudah ada kantor Bea Cukai Cikarang, Karantina sudah ada," tutur Kuswandono, Jakarta, Rabu (23/9/2015).
Selain itu, dia menyebutkan bahwa Cikarang Dry Port memiliki kelebihan, di antaranya luas wilayah yang mumpuni untuk menampung barang. "Optimalisasikan Cikarang Dryport di Jababeka, ada satu wilayah industri tempat penimbunan seluas 250 hektar (ha) yang tujuannya spoke Tanjung Priok," kata Kuswandono.
Dia menerangkan, dengan pengalihan tersebut maka waktu dwelling time terpangkas. Waktu tunggu di Cikarang Dry Port relatif rendah, yakni dua hari. Akan tetapi, pihaknya mengaku fasilitas kereta belum menjangkau wilayah tersebut.
Pihaknya akan mendorong truk angkut yang dilengkapi dengan sarana GPS. "Awalnya Cikarang Dry Port menggunakan jaur darat, truk. Truk khusus menggunakan GPS. Sopirnya khusus kalau belok semenit saja kelihatan," ujar dia. (Amd/Ahm/Sar)