Liputan6.com, Jakarta Pengacara senior Adnan Buyung Nasution meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta pada pukul 10.17 WIB.
Kabar duka itu disampaikan melalui pesan singkat, salah satunya dari Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana di Jakarta, Rabu.
Advertisement
"Innalilahi wainalillahi rojiun, Kabar Duka dari Bang Adnan Buyung Nasution, telah meninggal Dunia hari ini setelah dirawat di ICU," kata Ari.
Tak lama berselang Menteri Perindustrian Saleh Husin menyebutkan hal serupa dalam pesan singkatnya.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah Wafat di RSPI jam 10.17 WIB pagi ini, kami ikut duka cita yang amat dalam, semoga almarhum Bang Adnan Buyung Nasution, khusnul khatimah, aamiin, yaa, robbal 'aalamiin ...," katanya.
Pria dengan nama lahir Adnan Bahrum Nasution itu lahir di Jakarta, 20 Juli 1934, dan telah sejak muda berkiprah di bidang hukum.
Selain itu, ia juga menjadi aktivis sejak masa mudanya sampai ia wafat. Salah satu organisasi yang didirikannya adalah Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Pada tahun 2007-2009, Adnan Buyung Nasution dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bagian Hukum.
Jantung dan Gagal Ginjal
Jantung dan Gagal Ginjal
Kondisi kesehatan Buyung sudah mulai menurun sejak Desember tahun lalu karena menderita gagal ginjal. Dia juga menderita hipertensi serta jantung.
Tak heran bila Buyung dirawat di ruang "intensif coronary care unit" (ICCU) atau unit perawatan intensif koroner (jantung), RSPI Jakarta Selatan. Alat pencuci darah harus dipasang di tubuh secara otomatis tanpa henti untuk membantu ginjalnya.
Dokter H.M.Edial Sanif,SpJP,FIHA dalam laman pribadinya menyebutkan bahwa ginjal berperan dalam pengaturan tekanan darah (hemodinamik). Jika fungsi ginjal terganggu akan mengganggu sistem tubuh, baik sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem saraf, maupun sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). Biasanya urutan munculnya penyakit dimulai dari hipertensi dulu, baru gagal ginjal, lalu jantung.
Berdasarkan penelitian, kata Edial, sekitar 70 persen penyebab kematian penderita gagal ginjal adalah akibat penyakit jantung. Gagal ginjal akan menyebabkan menyempitnya pembuluh koroner lebih cepat, otot jantung akan mengalami gangguan akibat volume cairan tubuh yang meningkat (volume overload), tekanan darah yang meningkat (pressure overload), adanya anemia pada penderita gagal ginjal akan mengganggu otot jantung dengan segala akibatnya.
Begitu juga dengan adanya kadar ureum yang tinggi, kreatinin yang tinggi, kolesterol yang tinggi, gangguan elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium, fosfor, serta menumpuknya zat-zat sisa metabolisme tubuh lainnya akan berakibat buruk buat jantung.
"Jadi, gagal ginjal akan mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner lebih dini, dapat terjadi aritmia (gangguan irama jantung), gangguan otot jantung yang berlanjut menjadi pembengkakan jantung, gagal jantung dan mati mendadak,"jelas Edial Sanif.
Jadi, kedua organ ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, kata Edial mereka yang menderita gagal ginjal juga harus menilai kondisi jantungnya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Begitu juga sebaliknya.
Advertisement