Liputan6.com, Berau - Dampak kabut asap yang kembali menebal membuat para calon penumpang keberangkatan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Palembang, Sumatera Selatan harus menunggu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (24/9/2015), begitu juga keluarga yang menanti kedatangan pesawat yang mendarat di masing-masing tujuan harus bersabar menunggu berjam-jam hingga tertidur.
Advertisement
Rabu 23 September 2015 kemarin, sedikitnya 6 jadwal penerbangan terganggu. Ketidakpastian jadwal penerbangan juga berdampak menurunnya pendapatan sopir taksi bandara hingga 30%.
"Yang jelas kalau pendapatan berkurang sampai 30% per harinya. Biasanya kalau pagi ini, kalau pesawatnya ramai, bisa 2 kali narik kita. Nah (hari ini) dari pagi tadi sampai sekarang belum ada yang narik nih," ucap salah seorang sopir taksi bandara Jefri Ahmad.
Sementara itu, di tengah kondisi udara yang buruk akibat kabut asap, siswa di semua sekolah di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur tetap bersekolah seperti biasa.
Pihak sekolah beralasan belum ada petunjuk dari Dinas Pendidikan untuk meliburkan siswanya. Bahkan pihak sekolah pun belum punya cara untuk menghindarkan para siswa dari ancaman penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
"Kondisinya begini jadi dari atasan tidak ada (informasi) untuk diliburkan atau apa," ucap salah seorang guru.
Kabut asap di Berau sudah terjadi hampir 1 bulan terakhir. Kondisinya belum juga berkurang, bahkan cenderung kian bertambah pekat. Meningkatnya debit asap ini terjadi diduga akibat masih banyaknya pembakaran lahan di beberapa titik di Kabupaten Berau. Meski begitu, hingga saat ini belum satu pun pelaku pembakar lahan yang ditetapkan sebagai tersangka. (Vra/Ado)