Sentimen China dan AS Masih Warnai Pergerakan Bursa Asia

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,2 persen setelah pada perdagangan sebelumnya mengalami pelemahan yang cukup dalam.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Sep 2015, 10:54 WIB
Bursa saham Asia bergerak menguat dengan indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,1% pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (bursa Asia) bergerak mix terdorong sentimen dari China dan juga Amerika Serikat (AS). Aksi jual mewarnai pergerakan Asia pada sesi pembukaan Kamis (24/9/2015).

Mengutip Reuters, Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,2 persen setelah pada perdagangan sebelumnya mengalami pelemahan yang cukup dalam.

Indeks Shanghai China naik 0,7 persen setelah pada perdagangan Rabu melemah lebih dari 2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,6 persen.

Indeks Nikkei Jepang buka untuk pertama kalinya sejak tutup pada Jumat pekan lalu karena libur nasional. pada perdagangan hari ini INdeks Nikkei langsung terkapar 2,3 persen. Saham-saham produsen mobil di Jepang melemah terimbas skandal dari Volkswagen (VW). 

"Investor bergerak sangat hati-hati pada perdagangan kali ini karena adanya ketidakpastian di China dan AS." jelas Senior Strategist, Sumitomo Mitsui Asset Management, Tokyo, Jepang, Masahiro Ichikawa.

"Kepercayaan investor menjadi sangat rapuh dalam beberapa tahun terakhir. Setiap sentimen yang ada meskipun hanya kecil bisa berimbas cukup besar," tutur Wells Fargo Advantage Funds, Menomonee Falls, Wisconsin, AS, Brian Jacobsen.

Sebenarnya yang ada saat ini China memang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun perlambatan yang terjadi tidak setinggi perkiraan awal dari para analis dan ekonom. Namun pasar melihatnya hanya sebagian yaitu mengenai perlambatan saja.

"Saya rasa kita perlu melihat apa yang dikatakan oleh para pengampu kebijakan di China mengenai keadaan sesungguhnya di sana," tuturnya.

Kini investor akan mencari kejelasan lebih lanjut mengenai keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan bank sentral lainnya. Di Eropa, ekonom bank sentral Eropa Peter Praet menyatakan kalau bank siap untuk memodifikasi program pembelian obligasi. (Gdn/Zul)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya