Mentan Amran Sebut Impor Beras Tergantung Situasi

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menegaskan kondisi pertanian sekarang jauh lebih baik meski tantangan El Nino lebih berat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Sep 2015, 19:16 WIB
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman tiba untuk meninjau pasar murah beras dan sapi di Gudang Bulog, Jakarta, Selasa (22/9/2015). Sebanyak 30 truk beras dan sapi didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional DKI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman belum memberi isyarat untuk impor beras terlebih untuk menghadapi El Nino. Menanggapi pernyataan impor beras Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Amran mengatakan hal tersebut bentuk kewaspadaan pemerintah.

"Itu Pak Wapres ingin melihat bangsa ini stabil. Beliau waspada. Ini ada El Nino. Kita  memprediksi semua. Berarti beliau sangat peduli bangsa Indonesia," kata dia di Karawang, Jawa Barat, Jumat (25/5/2015).

Sementara itu, dia menuturkan kondisi pertanian saat ini jauh lebih baik. Dengan tantangan yang sama dengan 1998 (El Nino) pemerintah belum membuka impor. Pada 1998 pemerintah membuka keran impor 7,1 juta ton beras.

"Sebagai Menteri Pertanian kerja dan kerja. Usaha pemerintah saat ini hasilnya belum ada impor. Kemudian ekspor jagung, bawang, kemudian komoditas strategis impornya turun dan totalnya yang kita hemat Rp 50 triliun," jelas Amran.

Dia menuturkan, impor merupakan opsi terakhir pemerintah. Impor itu dilakukan sesuai kebutuhan bukan keinginan. Ditanya mengenai apakah ada arahan impor dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Amran bilang Presiden menginstruksikan untuk melihat kondisi lapangan. "Pak Presiden mengatakan lihat lapangan, keadaan, situasi lapangan," tutur Amran.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan cadangan beras nasional di Bulog saat ini sebanyak 1,7 juta ton. Cadangan tersebut terbagi dari beras medium dan beras premium.‎

"Data kami sampai kemarin ada 1,7 juta ton. Dengan 600.000 dalam bentuk komersial atau rastra (beras sejahtera), dan 1,1 beras kualitas medium‎," kata Djarot.

Dia memperkirakan dengan cadangan itu sampai akhir tahun secara keseluruhan hanya tersisa sekitar 60 ribu-70 ribu ton cadangan beras. Cadangan itu diperkirakan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beras sembari menunggu masa panen. Apalagi, masa panen raya kemungkinan mundur karena dampak El Nino.

"‎Kalau dilihat kondisi normal panen raya (2016) itu di Maret-April, tapi kalau El Nino ini cukup dahsyat tentu itu akan mundur," tegas Djarot.

Pihaknya bilang, Bulog akan mendukung pemerintah dalam menampung dan menyalurkan beras, terlepas apakah itu beras impor atau beras lokal. (Amd/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya