Liputan6.com, Mekah - Jumlah korban wafat jemaah haji Indonesia akibat tragedi Mina bertambah menjadi 34 orang. Sementara 6 anggota jemaah masih dirawat karena menderita luka-luka akibat insiden tersebut.
Bertambahnya warga negara Indonesia yang menjadi musibah memilukan di Jalan Arab 204, Mina pada Kamis 24 September lalu itu turut mengundang simpati dan ucapan belasungkawa dari berbagai pihak. Termasuk Ketua DPR Setya Novanto yang sedang berada di Tanah Suci.
"Saya menyampaikan rasa bela sungkawa dan dukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya 34 orang saudara kita tersebut. Dan saya yakin mereka termasuk golongan syuhada, karena wafat saat menjalankan perintah Allah SWT," ucap politikus Partai Golkar yang akrab disapa Setnov tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (27/9/2015) malam.
Ketua DPR juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keteguhan untuk ikhlas melepas kepergian anggota keluarga mereka.
"Saya juga mendengar jika masih ada 90 orang jemaah Indonesia (semula 99 jemaah) yang hilang dan belum ditemukan pascainsiden Mina, yang pastinya terus akan dicari oleh petugas haji Kementerian Agama yang tentunya dengan bantuan KJRI dan Duta Besar Indonesia untuk Negara Arab Saudi," ujar Setnov.
Untuk itu lanjut Setnov, ia mendesak pemerintah Arab Saudi semaksimal mungkin membantu negara-negara yang warganya meninggal, luka atau hilang dalam insiden Mina, khususnya Indonesia.
"Saya sangat mengapresiasi langkah cepat, sigap dan tanggap pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, yang benar-benar fokus menangani para jemaah Indonesia pascainsiden Mina beberapa hari lalu," kata Setnov.
Ketua DPR juga mengapresiasi langkap Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin selaku Amirul Hajj, yang memilih menunda kepulangan ke Tanah Air demi menangani jemaah Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina.
'Sentilan' Fadli Zon
Sementara itu Wakil Ketua DPR Fadli Zon 'menyentil' soal kelambanan data jemaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina. Terlebih sempat muncul kesimpangsiuran.
"Pemerintah dalam hal ini Menteri Agama sebagai Amirul Hajj harus lebih berani meminta dan mempercepat pengumpulan data korban meninggal dan luka kepada pemerintah Arab Saudi," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini.
Selain itu, menurut Fadli, Indonesia perlu meminta Arab Saudi memberi penjelasan mengenai peristiwa yang sesungguhnya terjadi di Jalan Arab 204 Mina pada Kamis 24 September lalu.
Sebab, lanjut Fadli, informasi yang simpang siur bisa menyebabkan kesalahpahaman bahkan fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam.
"Sebagai pengirim delegasi haji terbesar di dunia, kita harus meminta pemerintah Saudi memberi perhatian dan privilese bagi Indonesia. Kejadian tahun ini menjadi otokritik bagi pemerintah," ucap Fadli.
Fadli pun berharap adanya pembenahan penyelenggaraan ibadah haji, terutama di Padang Arafah dan Mina.
"Di Mina juga perlu disiagakan petugas dan posko bagi jemaah yang tersesat setelah melempar jumrah. Saat ini banyak jemaah kita yang tersesat dan kesulitan mendapatkan informasi."
"Untuk di rumah sakit, ke depan perlu disiapkan juga petugas kita. Harus ada contact person dan liaison officers agar ada pusat informasi bagi para jemaah. Sebagai antisipasi jika terjadi insiden," pungkas Fadli Zon. (Ans/Ali)
Advertisement