TV Digital Pertama di Indonesia Akan Diluncurkan

Pesawat televisi LCD ini sudah dilengkapi pendukung digital berupa Set Top Box untuk menerima program yang dipasok oleh para penyedia content. Pemerintah memperkirakan bahwa sampai 2018, penyiaran analog tidak akan beroperasi lagi.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2009, 12:41 WIB
TV Digital

Liputan6.com, Jakarta: Era televisi digital di Indonesia sudah di depan mata. Beragam sarana dan prasarana penunjang kehadiran teknologi ini sudah mulai dipersiapkan, termasuk unsur content-nya. Satu di antara yang bakal hadir segera adalah TV yang sudah langsung ter-inject dengan Set Top Box program. Sedianya, pesawat TV LCD (Liquid-crystal display televisions) yang sudah dilengkapi teknologi tersebut akan diluncurkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada Selasa (9/6) besok di Jakarta. Penyelenggaraan era baru ini adalah hasil kerja sama antara TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik dan PT LG Electronics Indonesia.

Secara sederhana dapat digambarkan bahwa untuk menerima siaran digital ini, sebuah TV memerlukan Digital DVB-T Receiver/Tuner. Untuk para pengguna awam, sebutannya adalah Set Top Box (STB). Kelak, semua produksi TV bakal memasukkan STB ini ke dalamnya, untuk menerima siaran digital dari manapun. Teknologi televisi ini sebenarnya sudah pernah diluncurkan oleh Polytron dengan tipe CRT (Cathode ray tube), bernama Dignity.

TV digital yang dimaksud di sini adalah Digital Video Broadcasting - Terrestrial TV (DVB-T), sebuah teknologi baru yang berbeda dengan DVB Satellite (DVB-S) dan DVB Cable (DVB-C). Penyiaran televisi digital terrestrial adalah penyiaran yang menggunakan frekuensi VHF/UHF seperti halnya penyiaran analog, akan tetapi dengan content digital. Dalam penyiaran televisi analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sementara penyiaran televisi digital akan terus menyampaikan gambar yang jernih sampai pada titik sinyal tak dapat diterima lagi. Singkat kata, penyiaran TV digital hanya mengenal dua status: diterima atau tidak.

Diperkirakan, pesawat televisi analog akan tetap dapat menerima siaran free-to-air analog--yang sekarang ditayangkan stasiun TV--sampai paling sedikit 2014 di kota-kota besar. Pemerintah memperkirakan bahwa sampai 2018, penyiaran analog tidak akan beroperasi lagi.(www.ktdi.tv)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya