Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengaku tengah menghitung besaran harga bahan bakar minyak (BBM) Oktober 2015. Evaluasi tersebut mempertimbangkan harga minyak mentah dunia, kurs rupiah dan berbagai aspek lain di tengah guncangan ekonomi nasional.
Direktur Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja mengungkapkan, masa evaluasi 6 bulan jatuh pada 1 Oktober 2015. Namun dia masih bungkam apakah pemerintah akan mempertahankan, menurunkan atau justru menaikkan harga BBM Premium dan Solar.
Advertisement
"Sabar ya, nanti tanggal 1 Oktober diumumkan. Saya belum bisa bilang, masih dibahas di Kementerian," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Menurut Wiratmadja, pelemahan harga MOPS (Mean of Plats Singapore) BBM jenis Solar saat ini lebih tinggi dibandingkan MOPS Premium. Dia menyebut, penurunan MOPS Solar sepanjang 6 bulan ini mencapai 18 persen, sedangkan MOPS Premium hanya 8 persen.
Dalam perhitungan harga BBM, kata dia, pemerintah mempertimbangkan situasi perekonomian sekarang ini, termasuk data angka kemiskinan yang naik 860 ribu orang menjadi 28,59 juta jiwa per Maret 2015. Dengan demikian, opsi penurunan harga BBM sangat dimungkinkan pada Oktober 2015.
"Semua faktor dihitung. Kalau baik (BBM) diturunkan, maka turun sehingga daya beli masyarakat lebih naik. Pemerintah inginnya (BBM) turun semakin bagus. Opsi itu tetap ada," jelasnya.
Hanya saja dilema mendera pemerintah. Wiratmadja mengaku, pemerintah pun mengharapkan perekonomian stabil dengan menjaga harga BBM. Sebab fluktuasi harga BBM akan memicu lonjakan inflasi dan imbasnya ke ekonomi nasional.
"Kalau harga BBM fluktuatif (naik turun), inflasi pun ikut naik sedangkan perekonomian kita belum tahan. Tapi kalau harga stabil, maka perekonomian pun lebih tahan dan landai, di samping kita juga inginkan saving dari selisih harga," pungkas Wiratmadja. (Fik/Zul)